Brosur untuk Prosesi Sakramen Mahakudus
Menjelang perayaan Corpus Christi, Yayasan Kolese Santo Yusup hendak mengadakan prosesi Sakramen Mahakudus. Prosesi ini pertama kali diadakan tahun lalu 2007, pada penutupan Perayaan 75 Tahun CDD. Melihat kerinduan dan kecintaan umat yang begitu besar, para anggota CDD merasa perlu meneruskan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus dengan liturgi prosesi. Rencananya perayaan prosesi ini akan dibuat setiap tahun. Untuk itu pada tahun ini dibuat brosur untuk dibagikan kepada umat. Tujuannya adalah agar umat mengerti asal muasal prosesi ini, dan maknanya. Selain itu, dicetak juga lagu-lagu untuk dinyanyikan selama prosesi, yang sekaligus juga dipakai untuk melindungi lilin dari tiupan angin. Isi brosur yang dibagikan itu adalah:
Yesus Kristus di Tengah Kita!
Banyak orang sulit percaya akan kehadiran nyata Yesus di dalam Sakramen Mahakudus, mereka merasa heran, bagaimana roti bisa menjadi Tubuh Kristus. Yesus pun mempunyai kesulitan yang sama meyakinkan para murid-Nya sewaktu Dia mengatakan bahwa Dia akan memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman. Banyak pengikut-Nya tidak percaya, dan meninggalkan Dia (Yoh 6:25-66). Yesus pun tidak mencoba membujuk mereka kembali kepada-Nya dengan mengatakan, “Eh, tunggu sebentar! Kalian salah mengerti! Aku berbicara secara simbolis.” Tidak! Dia membiarkan mereka pergi. Jika mereka tidak mempercayai Dia, mereka tidak dapat menjadi murid-Nya.
Kita mengimani kehadiran Yesus hanya karena alasan ini: Yesus Kristus sendiri yang mengatakannya, dan kita percaya kepada-Nya.
Sampai hari ini kita tetap percaya dan ingin senantiasa bisa bersama Yesus. Yesus menjawab kerinduan ini dengan hadir di dalam rupa Hosti suci (roti yang dikonsekrasi dalam Misa), dan ditahtakan di dalam tabernakel. Dalam keheningan, sambil memandang Dia, kita merasakan kehadiran-Nya dan menyadari betapa Yesus mencintai kita sampai sehabis-habisnya.
Ibu Teresa mengatakan: “Sewaktu kita memandang salib, kita tahu betapa dahulu Yesus sangat mencinta kita. Sewaktu kita memandang tabernakel, kita tahu betapa sekarang Yesus sangat mencintai kita.”
Menjelang perayaan Corpus Christi, Yayasan Kolese Santo Yusup hendak mengadakan prosesi Sakramen Mahakudus. Prosesi ini pertama kali diadakan tahun lalu 2007, pada penutupan Perayaan 75 Tahun CDD. Melihat kerinduan dan kecintaan umat yang begitu besar, para anggota CDD merasa perlu meneruskan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus dengan liturgi prosesi. Rencananya perayaan prosesi ini akan dibuat setiap tahun. Untuk itu pada tahun ini dibuat brosur untuk dibagikan kepada umat. Tujuannya adalah agar umat mengerti asal muasal prosesi ini, dan maknanya. Selain itu, dicetak juga lagu-lagu untuk dinyanyikan selama prosesi, yang sekaligus juga dipakai untuk melindungi lilin dari tiupan angin. Isi brosur yang dibagikan itu adalah:
Yesus Kristus di Tengah Kita!
Banyak orang sulit percaya akan kehadiran nyata Yesus di dalam Sakramen Mahakudus, mereka merasa heran, bagaimana roti bisa menjadi Tubuh Kristus. Yesus pun mempunyai kesulitan yang sama meyakinkan para murid-Nya sewaktu Dia mengatakan bahwa Dia akan memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman. Banyak pengikut-Nya tidak percaya, dan meninggalkan Dia (Yoh 6:25-66). Yesus pun tidak mencoba membujuk mereka kembali kepada-Nya dengan mengatakan, “Eh, tunggu sebentar! Kalian salah mengerti! Aku berbicara secara simbolis.” Tidak! Dia membiarkan mereka pergi. Jika mereka tidak mempercayai Dia, mereka tidak dapat menjadi murid-Nya.
Kita mengimani kehadiran Yesus hanya karena alasan ini: Yesus Kristus sendiri yang mengatakannya, dan kita percaya kepada-Nya.
Sampai hari ini kita tetap percaya dan ingin senantiasa bisa bersama Yesus. Yesus menjawab kerinduan ini dengan hadir di dalam rupa Hosti suci (roti yang dikonsekrasi dalam Misa), dan ditahtakan di dalam tabernakel. Dalam keheningan, sambil memandang Dia, kita merasakan kehadiran-Nya dan menyadari betapa Yesus mencintai kita sampai sehabis-habisnya.
Ibu Teresa mengatakan: “Sewaktu kita memandang salib, kita tahu betapa dahulu Yesus sangat mencinta kita. Sewaktu kita memandang tabernakel, kita tahu betapa sekarang Yesus sangat mencintai kita.”
Tradisi yang Sangat Kristiani
Kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur sangat diyakini oleh umat sejak jaman dahulu, mulai dari jaman para rasul. Kemudian pada tahun 1264 Paus Urbanus IV menetapkan satu hari untuk merayakan Tubuh dan Darah Kristus. Kemudian, dalam abad ke 16, Konsili Trente menyatakan bahwa “Putra Allah yang tunggal hendaknya dihormati di dalam Sakramen Ekaristi disertai penyembahan dan ibadah lahiriah. Karena itu, Sakramen Mahakudus dihormati secara khusus dengan upacara meriah dan diarak dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu prosesi dengan upacara khusus dan sesuai dengan kebiasaan Gereja kudus. Sakramen ini hendaknya diperlihatkan agar umat dapat menghormatinya.” Paus Klemens VII menerbitkan dokumen historis yang dikenal dengan nama Quarant Ore (Empat Puluh Jam) - di mana gereja-gereja diatur sedemikian rupa agar setiap jam, dari pagi sampai malam, umat tiada henti-hentinya memanjatkan doa-doa di hadapan Tuhan.
Melalui Adorasi dan Prosesi Sakramen Mahakudus, kita dapat melihat betapa Yesus Kristus senantiasa dekat dengan kita, mencintai kita dan menyerahkan seluruh hidup-Nya bagi kita.
Bersatu Dengan Kristus
Konsili Vatikan II mengajarkan kita bahwa Ekaristi Suci adalah “sumber dan puncak hidup Kristiani” (LG 11). Karena itulah Misa menjadi pusat kegiatan ibadah umat Kristiani. Konsili Vatikan II mendorong umatnya mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus di luar Misa. Devosi ini bersumber dari kurban Misa dan menggerakkan umat untuk bersatu secara sakramental dan spiritual dengan Tuhan (Eucharisticum Mysterium No. 50). Paus Pius XII juga mengajar kita dalam Mediator Dei: “Praktek adorasi ini memiliki dasar yang sah dan kuat.” Paus Yohanes Paulus II berulangkali “sangat menganjurkan” devosi publik dan pribadi terhadap Sakramen Mahakudus, yang disertai dengan prosesi pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus dan Adorasi 40 Jam (bdk. Dominicae Caenae No. 3; Inaestimabile Donum No. 20-22, dan Ecclesia de Eucharistia No. 25). Paus Benediktus XVI sendiri berkali-kali menyerukan agar semakin banyak orang mencintai Yesus Kristus dan mengalami kehadiran-Nya melalui adorasi dan prosesi Sakramen Mahakudus.
Konsili Vatikan II mengajarkan kita bahwa Ekaristi Suci adalah “sumber dan puncak hidup Kristiani” (LG 11). Karena itulah Misa menjadi pusat kegiatan ibadah umat Kristiani. Konsili Vatikan II mendorong umatnya mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus di luar Misa. Devosi ini bersumber dari kurban Misa dan menggerakkan umat untuk bersatu secara sakramental dan spiritual dengan Tuhan (Eucharisticum Mysterium No. 50). Paus Pius XII juga mengajar kita dalam Mediator Dei: “Praktek adorasi ini memiliki dasar yang sah dan kuat.” Paus Yohanes Paulus II berulangkali “sangat menganjurkan” devosi publik dan pribadi terhadap Sakramen Mahakudus, yang disertai dengan prosesi pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus dan Adorasi 40 Jam (bdk. Dominicae Caenae No. 3; Inaestimabile Donum No. 20-22, dan Ecclesia de Eucharistia No. 25). Paus Benediktus XVI sendiri berkali-kali menyerukan agar semakin banyak orang mencintai Yesus Kristus dan mengalami kehadiran-Nya melalui adorasi dan prosesi Sakramen Mahakudus.
Sakramen Mahakudus dalam CDD
Bapa Pendiri CDD, Celso Costantini, sangat mencintai Yesus Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Menurut Celso, Sakramen Mahakudus adalah nafas hidup kita (bdk. IVAD III,16). Dari situlah para anggota Kongregasi Murid-murid Tuhan menimba kekuatan untuk karya dan pelayanannya. “Dalam Ekaristi kita menemukan kasih yang paling besar dan paling dalam” (IVAD 6).
Berjalan Bersama Yesus
Cinta kepada Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, menghormati Yesus dalam rupa Roti, bersatu dengan Yesus secara spiritual dalam adorasi dan prosesi Sakramen Mahakudus membuat para anggota Kongregasi Murid-murid Tuhan (CDD) tergerak mengajak semua umat Kristiani mengadakan adorasi dan prosesi Sakramen Mahakudus agar:
- Menyadari betapa Yesus mencintai kita sehabis-habisnya dan memberikan kepada kita tubuh-Nya sendiri sebagai makanan sejati.
- Bersama Yesus yang mau terus berada di tengah-tengah kita dalam rupa roti dan menguatkan kita dalam perjalanan menuju kediaman surgawi.
- Kita tidak pernah sendirian di dunia ini, karena kita senantiasa berjalan bersama Yesus dalam peziarahan hidup ini.
- Mendapatkan kekuatan dalam menjalankan perintah Tuhan: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15).
Prosesi Sakramen Mahakudus mengajak kita untuk selalu mengikuti Yesus dalam perjalanan hidup kita, dan menjadikan Yesus sebagai kompas peziarahan kita, sebagaimana bangsa Israel yang dibimbing tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari (Kel 14:21). Tiada hari tanpa Ekaristi, tiada hari tanpa menerima cinta Kristus, dan tiada hari tanpa meng-ungkapkan cinta kepada Kristus yang ada di tengah kita dalam Sakramen Mahakudus, sebab Dialah manna sejati dari surga (bdk. Yoh 6:25-58).
No comments:
Post a Comment