Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

26 March 2008

Perayaan Santo Yusup

Santo Yusup, demikian nama untuk yayasan pendidikan yang dikelola di Malang, atau Santo Yosef dirayakan pada tanggal 15 Maret pada tahun 2008 ini , empat hari lebih awal dari tanggal perayaannya. Menurut aturan liturgi, biasanya hari raya bisa dipindah bila bertabrakan dengan hari Tuhan, seperti hari Minggu atau pesta hari Tuhan. Namun pada tahun ini hari raya St. Yosef jatuh pada Pekan Suci, seperti terjadi 40 tahun yang lalu. Karena itu, perayaan ini dipindah ke hari yang kosong pada minggu sebelumnya. Catatan ini dimuat dalam Universalis:

When Easter is early, the feasts of St Joseph and the Annunciation may fall in Holy Week or Easter Week. The rules say that in that case they should be celebrated on the next free day, which is the Monday after Easter week; or on the Monday and the Tuesday if both feasts have to be moved, as they do this year. This “traffic jam” of feasts has been felt to be inconvenient and so the rules have been changed from 2008 onwards, so that St Joseph is moved backwards to the Saturday before Holy Week.

The calendar on the Universalis site now implements the new rules and the downloadable programs will do so soon. There is a further complication in Ireland and other places where St Patrick is celebrated as a solemnity. In these places, when there is an earlier Easter, St Patrick is moved earlier to avoid Holy Week, and St. Joseph is moved one day earlier still, to the Friday before Holy Week.

If you have the appropriate local calendar selected, Universalis will do this also.

Dalam sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kolese Santo Yusup pada tahun ini, karena alasan tertentu, perayaan diadakan di unit sekolah masih-masing dengan Perayaan Ekaristi. Barangkali beberapa hal dapat kita renungkan dalam perayaan kali ini tentang pribadi St. Yosef.

Santo Yosef adalah seorang yang jujur. Kita sering mengatakan bahwa jujur adalah berbicara apa adanya, sesuai dengan kenyataan. Dan kerap kali kejujuran membawa dampak yang sangat negatif, justru karena kejujuran yang
tidak discretio mendatangkan hal-hal yang buruk. Kejujuran dalam arti lebih yang lebih rohani adalah selaras antara yang ada di hati, mulut dan tindakan. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa tindakah St. Yosef yang
sedang memikirkan untuk meninggalkan Maria secara diam-diam tanpa mempermalukan Maria merupakan sikap seorang yang jujur, yang berada dalam kebimbangan. Kejujuran itu tampak juga dalam sikapnya menerima Maria dan Yesus apa adanya, dan bersikap sebagai seorang ayah yang baik. Kata-kata "tidak ada kepalsuan padanya" sangat tepat diterapkan kepada St. Yosef.

Tulus hati menjadi hal yang sangat istimewa dalam pribadi St. Yosef. Ketulusan hati merupakan langkah lebih lanjut dari kejujuran. Ketulusan hati memang menjadi barang langka dalam hidup jaman ini, karena tuntutan dan sikap hidup yang semakin materialis. Pelayanan, yang berangkat dari kesediaan memberi semakin jauh, diganti dengan pelayanan yang "mengharapkan" sesuatu. Bahkan dalam hidup menggereja pun, dan ini sudah terjadi terutama di kota-kota besar, paduan suara (singers) mulai diberi imbalan uang. Padahal dahulu ada ungkapan qui bene cantat, bis orat.

Meskipun data biografi Santo Yosef sangat minim dalam Kitab Suci, Tradisi Gereja mengatakan bahwa dia adalah seorang tukang. Istilah tukang sebenarnya berarti "ahli", yang sekarang mengalami makna peyoratif. Keahlian tentu didapat dari bekerja keras. Karena itulah St. Yosef diangkat menjadi pelindung para pekerja. Tujuan bekerja, apalagi dengan adverbia bekerja keras, diarahkan kepada for the good cause of entire human being. Jadi kita bekerja keras untuk keutuhan ciptaan (seperti yang pernah menjadi rekomendasi KOPTARI), untuk manusia, lingkungan dan alam semesta. Dengan demikian kita bekerja bukan untuk "kebutuhan" diri pribadi, mencari nafkah, keuntungan dan sebagainya, melainkan untuk kebaikan. Inilah nilai universal Injil, mengarahkan kembali semuanya kepada Sang Pencipta.

Ketiga kualits pribadi St. Yosef: jujur, tulus hati, dan bekerja keras inilah yang menjadi kualitas yang memukau. Pastor Joseph Wang memilih St. Yosef sebagai pelindung sekolah yang dikelola CDD dengan harapan agar para lulusan Kolese Santo Yusup dapat belajar dari teladan St. Yosef. Para alumni sekolah St. Yusup kerap kali bangga dengan alma maternya. Semoga saja kebanggaan itu bukan karena sekolah-sekolahnya terkenal dan lulusan-lulusannya menduduki peringkat tertentu dalam skala nasional, melainkan juga bangga karena mendapatkan bimbingan menjadi manusia yang jujur, tulus hati dan pekerja keras.