Congregatio Discipulorum Domini
Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).
29 September 2012
Pertemuan ke-5 Umat Katolik berbahasa Mandarin Indonesia di Keuskupan Agung Palembang
Pada tgl 20-23 september 2012 dilaksanakanlah pertemuan ke-5 Umat Katolik berbahasa Mandarin Indonesia di Keuskupan Agung Palembang. Pertemuan yang berlangsung meriah dan penuh persaudaraan ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi dan dipimpin oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ dengan konselebrasi enam imam. Diantara para konselebran tampak hadir Pastor Paroki Gereja Hati Kudus Palembang, dimana misa bahasa Mandarin setiap minggu berlangsung, juga tampak hadir P.Inno OFM.Cap, dari Pontianak, Provinsial CDD P.Lodewyik CDD dan beberapa imam yang nantinya akan menjadi pembicara dalam pertemuan ini. Dalam khotbahnya, Uskup Agung menekankan pentingnya kesatuan dengan gereja universal dan dalam kesatuan ini, gereja memberi ruang dan terutama memperhatikan reksa pastoral umat Katolik yang unik dan khas. Penggunaan bahasa ibu yang mampu menterjemahkan secara tepat dan mendalam makna serta pesan dari kitab suci harus tetap di beri ruang. Setelah misa usai, Bapak Uskup Agung Palembang membuka secara resmi pertemuan ke-5 Umat Katolik berbahasa Mandarin Indonesia.
Kehadiran komunitas Umat Katolik berbahasa Mandarin di Indonesia tidak boleh dilihat sebagai sebuah komunitas yang terpisah dari Gereja universal. Pada dirinya sendiri, komunitas kategorial inipun tidak boleh memisahkan diri dan membentuk suatu gereja tersendiri. Secara de facto dan de yure, komunitas Umat Katolik berbahasa Mandarin adalah bagian yang tak terpisahkan dengan gereja universal. Yang membedakannya dengan gereja universal adalah ciri pelayanannya yang khas dan unik karena menyentuh dan terutama melayani umat Katolik yang berbahasa Mandarin. Demikianlah kata sambutan yang diutarakan oleh Pater Hilarius Sutiono CDD, Pendamping Umat Katolik Kategorial berbahasa Mandarin KAJ.
Pertemuan ke-5 Umat Katolik berbahasa Mandarin di Indonesia mengambil tema ‘Melalui Bahasa Mandarin memperkenalkan Kristus”. Pertemuan kali ini dihadiri oleh lebih kurang 100-an utusan yang berasal dari Palembang, Pontianak, Banda Aceh, Semarang, Medan, Surabaya dan Jakarta yang diwakili oleh empat gereja yang biasa menyelenggarakan misa dalam bahasa Mandarin. Dalam pertemuan ini, dihadirkan empat pembicara yakni Ibu Tenny yang adalah aktifis dan Guru Mandarin di Pusat Pelayanan Umat Katolik Berbahasa Mandarin KAJ dengan sub tema Mengenal Bahasa Mandarin sebagai bahasa dunia. Pembicara kedua adalah Pater Agus Suyono SCJ, seorang imam pribumi yang menyelesaikan studi Antropologi di universitas di Taiwan dan saat ini berkarya sebagai pastor rekan di Paroki hsinchu, Taiwan. Pater Agus membawakan sub tema Bahasa dan pewartaan Injil. Pembicara ketiga adalah Pater Peter Zhang SiQian CDD, seorang imam CDD kelahiran Beijing China. Beliau memperoleh gelar Doktor Moral dari Roma dan saat ini menjadi pastor rekan di gereja St Anna Singapura dan sekaligus anggota konsultor generalat CDD. Beliau membawakan tema Mengenal metode pewartaan Rasul Paulus dan Bapa Celso Costantini.Pembicara keempat adalah Pastor Hilarius Sutiono CDD, beliau adalah penanggungjawab Kategorial Umat Katolik berbahasa Mandarin KAJ. Beliau membawakan sub tema Melalui Bahasa Mandarin sampai kepada Kristus. Seluruh rangkaian pertemuan diikuti oleh kesempatan untuk melaporkan perkembangan masing-masing komunitas Katolik Mandarin dari setiap paroki yang memiliki komunitas ini. Kemudian juga diikuti kesempatan untuk berdiskusi dan sekaligus membicarakan kesulitan-kesulitan dan segala macam hal sehubungan dengan perkembangan komunitas Katolik Mandarin di Indonesia.
Pertemuan Umat Katolik Berbahasa Mandarin Indonesia yang ke-5 terasa lebih istimewa dengan kehadiran enam OMK dari Pusat Pelayanan umat Katolik berbahasa Mandarin Dwi warna, KAJ. Keenam OMK yang mewakili komunitas Mandarin Jakarta ini diharapkan menjadi penyemangat dan sekaligus harapan bagi masa depan gereja berbahasa Mandarin di Indonesia. Pada kesempatan ini, Fr Ignatius Huang CDD yang mendampingi kelompok OMK ini juga tampak hadir dalam pertemuan ini.
Sebagai sebuah komunitas yang hidup dan berinteraksi dalam suatu kelompok, komunitas kategorial Umat Katolik berbahasa Mandarin ini berkembang dan berusaha membina dirinya dan anggota-anggotanya dalam kesatuan dengan hirarki Gereja Universal. Oleh sebab itu, gagasan pertemuan umat Katolik Mandarin muncul dalam visi dan misi untuk perkembangan iman umat. Pada awal Desember 2002, ketua umat mandarin gereja Tritunggal, yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Leo Widjaja mendapat informasi bahwa utusan Takhta Suci untuk Umat Tionghoa Perantauan, Pater Paul Phang OFM bermaksud mengadakan visitasi ke Umat Katolik Indonesia. Berhubung Umat Katolik Indonesia tersebar di berbagai pulau dan karena waktu dan kesibukan Pater Paul Phang OFM maka beliau tidak dapat melakukan kunjungan secara menyeluruh ke umat katolik berbahasa mandarin di seluruh Indonesia khususnya di Sumatra dan Kalimantan. Maka pada waktu itu tercetus ide dari Bapak Leo Widjaja bahwa beliau dapat membantu untuk menghubungi dan mengundang perwakilan umat katolik berbahasa mandarin di Sumatra dan kalimantan untuk hadir di Jakarta dan bertemu dengan Pater Paul Phang OFM. Dengan demikian dapat menghemat waktu dan tenaga. Setelah mengadakan pembicaraan dan mendapat persetujuan dari Pater Paul Phang OFM dan Pater Agustinus Lie CDD, yang pada waktu itu menjadi penanggung jawab pelayanan umat Katolik Mandarin KAJ maka diundanglah utusan Umat Katolik Mandarin dari beberapa Paroki yang aktif menyelenggarakan misa Mandarin. Dengan demikian dimulailah pertemuan Pertama Umat Katolik berbahasa Mandarin Se Indonesia pada tgl 18-19 Desember 2002 di Ciloto, Bogor. Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan Pertemuan Umat Katolik Mandarin pertama ini, selain bertemu dengan utusan Takhta Suci untuk Umat Tionghoa Perantauan, yakni pertama untuk melaporkan keadaan dan perkembangan umat katolik berbahasa mandarin di tempatnya masing-masing dan yang kedua agar sesama komunitas umat katolik berbahasa mandarin dapat saling mengenal, bertukar pikiran dan saling memahami.
Pada waktu itu tercatat utusan dari Jakarta, Medan, Aceh Lhoksemawe, Palembang, Singkawang dan Pontianak. Rapat di pimpin oleh Pater Agustinus Lie CDD dan di dampingi oleh Alm. Pater Paulus Ji CDD dan Pater Lianto Lie CDD serta utusan Takhta Suci untuk Umat Tionghoa Perantauan Pater Paul Phang OFM. Dalam rapat ini, perwakilan masing masing umat katolik berbahasa mandarin diminta untuk mendirikan perkumpulan umat Mandarin di tempat masing-masing dan dalam rapat diputuskan bahwa pertemuan ke dua akan diadakan di Medan. Kemudian berturut-turut pertemuan ketiga tahun 2007 di laksanakan kembali di Jakarta. Pertemuan ke 4 tahun 2010 diadakan di Rumah Retret Tirta Ria, di Pontianak. Dalam rapat ke-4 ini diputuskan bahwa sebagai koordinator atau penghubung Umat Katolik Mandarin Indonesia adalah ketua “Lianluochu” atau pusat pelayanan Umat Katolik Mandarin yang berkedudukan di jalan Dwi Warna I no 20 RT 015/RW 09 Jakarta Pusat. Pertemuan Umat Katolik Mandarin Indonesia ini adalah suatu rahmat tersendiri dan merupakan campur tangan Allah sendiri karena pertemuan ini muncul tanpa disengaja karena Pater Paul Phang OFM ingin mengadakan visitasi ke Umat Katolik Indonesia. Kita pantas mengucap syukur kepada Tuhan atas semua ini.
Diatas semua ini, kita pantas mengucapkan terima kasih kepada para Uskup yang telah mendukung dan mendorong terwujudnya pelayanan rohani kepada Umat Katolik Mandarin. Pada kesempatan pertemuan kelima ini, Umat Katolik berbahasa Mandarin di Indonesia berterima kasih kepada Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ, yang telah menerima dan mendukung pertemuan kelima Umat Katolik Mandarin Indonesia, kepada para Uskup dimana misa Mandarin dapat terlaksana dengan baik ; Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Pr, Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronimus Bumbun OFM Cap, Uskup Surabaya, Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono Pr, Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap dan para Pastor yang bersedia memimpin misa dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia kepada komunitas Umat Mandarin.
Tujuan dari pertemuan ini tidak dapat serta merta tercapai hanya dalam pertemuan 3 hari, namun merupakan suatu proses yang terus menerus dan berkesinambungan. Mewartakan Kristus melalui bahasa Mandarin adalah bahasa yang mau mengatakan bahwa sarana pembelajaran bahasa Mandarin dapat menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan Kristus. Untuk itu, kita semua dituntut melibatkan diri. Hanya mereka yang mampu melihat kesempatan ini dapat merebut kesempatan untuk memperkenalkan Kristus. Memang suatu pekerjaan besar tak dapat dilakukan dalam sekejap mata tetapi memerlukan waktu dan tahapan untuk menyelesaikannya, bahkan dibutuhkan kesabaran dan keteguhan untuk mencapainya. Sebagaimana pepatah kuno orang Tionghoa mengatakan : 一口吃不成胖子,一步跨不到天邊 (sekali makan tidak akan gemuk,sekali langkah tidak akan sampai ke ujung bumi). Semoga melalui pertemuan kali ini, kita semua semakin giat dan aktif mewartakan Kristus melalui usaha kita memperkenalkan bahasa Mandarin kepada masyarakat luas.
Sampai ketemu lagi dalam pertemuan ke-6 yang akan dilaksanakan di Jakarta.
Salam dan doa
Fr.Ignas Huang CDD
Subscribe to:
Posts (Atom)