Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

31 May 2011

Prosesi Patung Bunda Maria di Lingkungan St. Christophorus Blimbing - Malang


Sangat Meriah,
Prosesi Patung Bunda Maria di Lingkungan St Christophorus


LUAR biasa ......! Hebat dan mengagumkan .....! Inilah kata-kata yang rasanya pas dan tepat untuk menggambarkan suasana serta semangat antusiasme warga Lingkungan St Christophorus saat menerima Patung Bunda Maria dari Lingkungan St Benedictus tanggal 16 Mei 2011. Hujan di waktu siang dan sore itu bukanlah halangan, meskipun sebagian warga menunjukkan mimik cemas pada wajahnya. Keadaan seperti ini sangat manusiawi, karena sebagian warga mengenakan pakaian tradisional paling bagus yang dimilikinya. Bahkan beberapa ibu dan mudika juga berdandan ke salon. Hampir semua bapak-bapak berpakaian parlente, umumnya berkemeja batik dengan kombinasi celana yang serasai dan anggun. Bisa dibayangkan, jika hujan tidak berhenti dan harus menerima derasnya guyuran air dari langit ... aduuuh ...... riasan wajah ibu-ibu akan meleleh dan pakaian basah kuyup...! Rambut akan nglemprek berseliweran dan mungkin disertai tubuh menggigil kedinginan. Wajah yang rupawan akan menjadi lusuh dan kuyu ..... bisa lebih jelek dibanding wajah Yesus saat dicerca, dihina, dan didera ketika memikul salib menuju Bukit Kalvari ....!
Demikianlah kiranya fantasi-liar yang melambung dan mengembara di atas kepala sebagian warga saat itu. Namun terlihat hampir semua bibir mereka sering berkomat-kamit dengan kepala yang terkadang tunduk-tengadah ke tanah dan langit. Sikap itu menunjukkan orang yang sedang mendaraskan doa dengan serius-khidmat meskipun suara keributan anak-anak terkadang cukup meradang. Namun kemauan sangat kuat untuk bisa menggapai rahmat Tuhan demi kebaikan umat-Nya dalam menghadapi suasana, tidak terusik oleh berbagai gangguan yang muncul di sekitarnya ......
            Syukur kepada Tuhan ..... Menjelang jam 19.00 hanya gerimis rintik-rintik yang tersisa menitik-nitik ke bumi, dan akhirnya berhenti sama sekali. Awan pun mulai tersibak, dan langit biru sayup-sayup mengintip bumi. Angin malam yang lembut terkadang menyapu dengan bisikan lagu ria, dan pelan-pelan di langit pun nampak bulan pascapurnama memancarkan cahayanya. Seperti terhipnotis keramahan alam yang sangat mempesona itu, hampir semua wajah warga jadi sumringah-gembira diselingi canda-bahagia dalam menyongsong kehadiran Patung Bunda Maria ......
* * *
            DAN akhirnya ...... dari arah utara - wilayah Lingkungan St Benediktus - mulai nampak kerlap-kerlip nyala lilin di antara para ibu dan bapak yang bebaju putih-putih dengan seorang ibu membawa rangkaian bunga yang indah .... Di belakangnya ... berdiri tegak-anggun Patung Bunda Maria yang sangat cantik mempesona ..... Rombongan prosesi terus berjalan pelan-pelan sambil berdoa ... akhirnya sampai ke depan rumah Simpang Borobudur 33 – berhadapan dengan rombongan warga St Christophorus yang siap menerima rombongan tamu dan Patung Bunda Maria ....
            Upacara serah-terima pun dilangsungkan, singkat namun khidmat .... Sungguh semarak baju putih-putih para tamu bertemu dengan baju merah-jambu tuan rumah dan batik beraneka corak-warna yang mengiringinya. Tampaklah suatu keharmonisan yang menyemarakkan kehidupan bersama dalam pelukan cinta-kasih .....
Keheningan memuncak ketika Ketua Lingkungan St Christophorus – V Ninik Mulyani – dengan santun memberi hormat kepada Bunda Maria, lalu mengalungkan untaian bunga melati ke leher Patung Bunda Maria. ..... Keharuan dan damai-sejahtera merebak dalam hati setiap hadirin yang menghayatinya ........ Maria Bunda Tuhan Yesus,  Bunda kami dan Bunda segala bangsa, sangat layak menerima penghormatan yang tinggi dan tulus dari putra-putri yang mengaguminya ........

            Kami menghormati Patung Bunda Maria, namun mata iman kami menembus pdran sentral Maria dan Yesus dalam karya agung penebusan untuk menyelamatkan umat manusia.      
Selanjutnya ...., dengan ditandu dua pasang suami-istri warga St Christophorus, Dwiyanto/Wiwik dan Noertjahyo/Endang TM, Patung Bunda Maria diarak masuk menuju ke tempat pentahtaan yang telah dipersiapkan, diringi mengalunnya lagu Ave Maria yang dilantunkan oleh Sdri V Ninik Mulyani, Ketua Lingkungan St Christophorus. Sungguh semarak, anggun dan penuh damai-sejahtera ...
            Setelah acara pentahtaan Patung Bunda Maria selesai, umat kedua lingkungan di atas dengan khidmat melakukan berbagai pujian dan doa Rosario bersama-sama, ditutup  dengan pemberian berkat oleh Rm Marianus CDD.
            Upacara serah-terima pun selesai, dilanjutkan dengan makan malam bersama. Uniknya, hidangan malam itu selain disajikan oleh Pengurus Lingkungan St Christophorus, juga berupa sumbangan-partisipasi secara sukarela dari sekian banyak warga St Christophorus yang mengambil bagian dalam acara ini.
            Malam itu sebagian umat khusuk berdoa di hadapan Patung Bunda Maria untuk mengucap syukur atas semua rahmat yang diterima, dan berbagai doa pribadi masing-masing warga yang mengikutinya. Secara resmi tempat pentahtaan baru ditutup pada pukul 24.00 WIB.
* * *
SUASANA selama pentahtaan Patung Bunda Maria di rumah Keluarga Laurentius Dwiyanto Sani, Simpang Borobudur 33 Malang, juga sangat anggun dan menawan. Selama 16-18 Mei 2011 beberapa umat sesuai dengan keinginannya berdoa di hadapan Bunda Maria, serta doa Rosario berjamaah pada malam harinya. 
Saat akan melaksanakan prosesi serta menyerahkan Patung Bunda Maria kepada Lingkungan St Andreas – tanggal 18 Mei 2011 - banyak warga yang sibuk menyiapkan diri serta mengatur berbagai perlengkapan untuk keperluan bersama. Termasuk anak-anak asuhan Ibu Clara yang menyiapkan pakaian tradisional serta perlengkapan lentera dan lain-lain. Sebagian ibu-ibu dan mudika juga tak segan-segan merogoh kocek untuk menghias diri di salon.
Namun, terjadi lagi kegamangan dan kekhawatiran karena siang itu hujan deras mengguyur kawasan Borobudur, bahkan mungkin di seluruh Kota Malang dan daerah lain. Sampai sekitar pukul 17.00 WIB gerimis masih terus merintik-rintik, bahkan selalu naik-turun intensitasnya. Sampai jam 18.00 – saat warga calon peserta prosesi diminta berkumpul, hujan gerimis belum mereda. Pengurus pun sibuk menggalang dialog dan perbincangan bagaimana sebaiknya, sebab sesuai jadwal pada pukul 18.30 prosesi akan dimulai. Romo Agustinus Lie rupanya menangkap kegelisahan itu, karenanya beliau langsung mengajak umat untuk berdoa, memohon Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita sehingga prosesi dapat berjalan sebaik-baiknya. Seluruh hadirin mengikuti doa dengan khidmat dan khusuk ..... Sungguh mengagumkan ....., sejenak kemudian gerimis mulai mengecil .... mengecil ... dan akhirnya berhenti ... Puji Tuhan ........
Prosesi lalu diberangkatkan sekitar pukul 19.00 dengan perubahan rute untuk mengejar waktu serah-terima. Semula rute yang direncanakan adalah: Simpang Borobudur – Taman Borobudur Utara – Taman Borobudur Selatan – Taman Borobudur – Taman Borobudur Kencana  – belok ke Taman Borobudur Kencana I – masuk Taman Borobudur Selatan, belok ke kiri ke Taman Borobudur lagi, lalu kembali ke Taman Borobudur Utara – Simpang Borobudur – dan masuk ke Kolese Santo Yusup (Kosayu).
Setelah diubah menjadi lebih pendek, rute perjalanan prosesi adalah: Simpang Borobudur – Taman Borobudur Utara – Taman Borobudur Selatan – langsung belok kanan ke Taman Borobudur, kembali masuk ke Taman Borobudur Utara – Simpang Borobudur – dan masuk ke Kolese Santo Jusup (Kosayu).
Kosayu sebenarnya masih masuk wilayah Lingkungan St Christophorus, namun sikon di wilayah Lingkungan St Andreas (menurut Pengurusnya), kurang kondusif untuk melaksanakan serah-terima Patung Bunda Maria. Karena itu mereka ”meminjam” aula Kosayu untuk acara tersebut, baru kemudian membawa Patung Bunda Maria ke wilayah Lingkungan St Andreas.
Saat prosesi berlangsung, jalanan memang becek meskipun gerimis sudah berhenti. Peserta prosesi tidak segan-segan melangkah dalam kebecekan dengan sepatu/sandal mengkilat. Juga tak peduli ujung kain panjang/celana basah karena air hujan yang kotor. Pikiran mereka hanya mengabdi dan berbakti kepada Bunda Maria, Bunda Tuhan Yesus Kristus dan Bunda segala bangsa...! Bahkan kegembiraan menyembul ketika menjelang masuk ke komplek Kosayu nampak bulan pascapurnama tersenyum di balik awan tipis yang sedikit menyelimutinya ...... Terasa dalam hati kita bahwa Tuhan berkenan terhadap prosesi yang kami selenggarakan. Sukur kepada Allah ...
Sebagian kami malahan yakin – berhentinya hujan gerimis yang kemudian disusul munculnya bulan pascapurnama, baik saat kami menerima Patung Bunda Maria maupun saat pelaksanaan prosesi – merupakan suatu keajaiban! Bahkan di antara kami ada yang menyebut sebagai suatu mujijat....!  
Apa pun namanya ...., hanya Tuhan lah yang Mahatahu, dan kita mensyukurinya dengan sepenuh hati .......
Akhirnya, serah-terima Patung Bunda Maria kepada warga Lingkungan St Andreas dilaksanakan dengan lancar dan khidmat.
            Pengurus dan Warga Lingkungan St Christophorus lega, bangga dan sangat mensyukuri atas anugerah Tuhan atas terlaksananya  prosesi Patung Bunda Maria secara lancar dan khidmat di lingkungan kami. Terima kasih atas keterlibatan para warga, para Frater CDD, Romo Marianus CDD, serta Romo Agustinus Lie CDD dalam kegiatan tersebut.
Semoga prosesi selanjutnya, serta prosesi dua Patung Bunda Maria lain yang dilakukan kelompok tersendiri, berjalan secara lancar dan baik, sampai akhirnya ketiga Patung Bunda Maria tiba kembali di Gereja St Albertus de Trapani Blimbing, Kota Malang, di penghujung bulan Mei ini.


Tuhan memberkati kita semua. Amin. (J.A NOERTJAHYO, 22 Mei 2011).

***

Catatan:
Upacara serah-terima Patung Bunda Maria dari Lingkungan St Benedictus kepada  Lingkungan St Christophorus diliput oleh ”MALANG TV”, disiarkan dalam acara ”LINTAS BERITA” tanggal 17 Mei 2011 jam 15.00 dan 18.00, 18 Mei 2011 jam 07.00.
Prosesi di Lingkungan St Christophorus juga diliput ”MALANG TV”, beritanya disiarkan dalam “LINTAS BERITA” tgl. 19 Mei 2011 jam 15.00 dan 18.00, serta tgl. 20 Mei 2011 jam 07.00 WIB.
Terima kasih ”MALANG TV”, Tuhan memberkati ......

* * *