Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

10 March 2008

Studi bahasa Mandarin


Salah satu kekhasan CDD adalah mewartakan Injil melalui budaya. Karena latar belakang sejarah dan kondisi, CDD dilahirkan di Tiongkok. Situasi yang sangat khas dari budaya Tionghua, disamping kebencian terhadap segala yang berbau Eropah, Gereja menjadi sulit tumbuh. Karena itulah Celso Costantini melihat perlunya Gereja berurat dan berakar di Negara Tirai Bambu ini. Meskipun misi Gereja sudah dimulai sejak abad ke VI, tetap saja Gereja dianggap barang asing. Salah satu sebabnya adalah kurang pahamnya para misionaris terhadap budaya Tionghua ini. Situasi kongkrit ini dituliskan oleh Celso Costantini dalam buku Con i missionari in Cina (vol. 1 & II).
Dengan kesadaran akan background CDD ini, kiranya perlu para anggota CDD mengenal bahasa Mandarin yang sekarang ini sudah menjadi “bahasa wajib” dalam banyak event sehari-hari di Indonesia. Beberapa anggota CDD memang menyelesaikan studi filsafat dan teologi mereka di Taiwan, sehingga menguasai bahasa ini. Tetapi bagi yang lulusan lokal Malang, kiranya baik mempelajarinya, karena tentu akan memberikan nilai tambah bagi pelayanan pastoral di Indonesia, dan juga dalam berkomunikasi dengan anggota-anggota CDD dari provinsi lainnya.
Atas pertimbangan itu, dan karena memang ada minat mempelajari bahasa Mandarin, maka Rm. Laurentius Prasetyo ditugaskan belajar bahasa Mandarin ke Taiwan untuk waktu lebih kurang satu tahun. Rm. Pras, demikian dia dipanggil, dengan antusias berangkat untuk mulai mengikuti kursus di Universitas Katolik Fujen yang dibuka pada tanggal 3 Maret.


Berangkat bersama Rm. Pras adalah Rm. Agustinus Lie, Rm. Lodewyik dan Br. Giyanto. Selama di Taiwan, kami diwawancari oleh majalah Katolik Taiwan Heng Yee yang dikelola oleh para imam CDD. Majalah ini sekelas majalah Hidup di Indonesia. Inti wawancara yang tidak terjadwal ini adalah untuk melihat sampai di mana kesan masing-masing anggota CDD tentang pribadi Celso Costantini, penghayatan spiritualitas CDD, dan dorongan apa yang membuat para anggota ini bangga menjadi anak-anak Celso. Hasil wawancara ini akan dimuat di majalah Heng Yee bulan berikutnya. Fokus terbitan Heng Yee pada tahun ini adalah Celso Costantini, karena pada tahun ini dirayakan 50 tahun meninggalnya Bapa Pendiri CDD, Bapa Misi Modern Tiongkok, dan tokoh inkulturasi Gereja.