Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

30 August 2011

retret tahunan umat katolik berbahasa mandarin Jakarta

Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya.Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktik yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara.

DemikianlahsSetiap tahun komunitas umat katolik berbahasa Mandarin Jakarta yang berpusat di Dwi warna menyelenggarakan retret bersama untuk empat gereja katolik berbahasan Mandarin. Retret yang diselenggarakan dimaksudkan untuk membantu umat agar semakin bersatu dan menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Setiap tahun, pusat pelayanan umat katolik berbahasa Mandarin yang diserahkan pelayanannya kepada CDD, merencanakan dan membuat tema khusus untuk retret tahunan. Pendamping retret adalah para imam yang mampu berbahasa mandarin dan biasanya diundang dari luar negri. Beberapa kali diundang dari Malaysia atau Taiwan.

Pada tahun ini, sekitar 60 orang lebih mengikuti retret yang diselenggarakan di lembah karmel cikanyere. Tema retret adalah Yesus adalah guruku. Retret dilaksanakan pada tgl 26 sampai 28 juli 2011.Pada tahun ini, retret dibimbing oleh Pater Laurensius Huang da hwa CDD dari Malaysia. Selama retret berlangsung, Pater Lauren menggunakan berbagai metode untuk membantu umat mandarin agar mampu menyerap dan semakin dekat dengan Tuhan.

Pemutaran film, lagu-lagu, saat hening pribadi, dan terutama silentium magnum diberlakukan untuk mencapai tujuan ini. Menurut beberapa peserta, model retret dengan silentium magnum amat menyiksa karena mereka yang biasa senang berbicara mengalami kesulitan untuk tidak berbicara. Namun seiring waktu yang berlalu, mereka akhirnya mampu menahan diri dan bisa menggunakan waktu berbicara untuk dan hanya bersama Tuhan. Dalam retret ini, umat juga diajak untuk mengadakan sembah bakti kepada sakramen Mahakudus.

Semoga melalui retret ini, iman umat semakin bertumbuh dan cinta kasih Tuhan semakin dikenal oleh banyak orang.
Salam dan doa
Ignas Huang CDD

Kaul Perdana dan Pembaharuan kaul Frater CDD 2011


Bapa Celso Costantini, pendiri CDD mengatakan bahwa panggilan adalah sebuah rahmat, kalian harus tahu menjaganya dengan baik. Panggilan merupakan lidah api yang perlu senantiasa dikobarkan dengan minyak kebajikan. Inilah yang pernah dikatakan Yesus Kristus kepada seorang Biarawan yang tidak setia: Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah (Luk 9,62).

Memang panggilan mesti dijaga dan selalu diperjuangkan. Seturut wejangan bapa pendiri diatas, pada tanggal 27 Agustus 2011, tiga pemuda memberanikan diri untuk mengucapkan kaul perdana dalam kongregasi Murid murid Tuhan. Mereka telah menerima dan merawat panggilan yang telah mereka terima dengan penuh syukur. Ketiga pemuda ini adalah Fr. Yoldy CDD asal keuskupan Larantuka, Fr Ega CDD asal keuskupan Agung Pontianak dan Fr Hermanto CDD asal keuskupan agung Samarinda.

Misa pengucapan kaul perdana ini dilaksanakan di kapel KOSAYU Blimbing Malang. Upacara ini didahului dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin langsung oleh provinsial CDD Indonesia Pater Lodewyik Tshie CDD dan didampingi Pater Agus Lie CDD, prefek studen dan pater Sukamto CDD, magister Novis CDD. Di samping itu, Pater Yuki CDD, wakil provincial CDD, Pater Prasetyo CDD dan Pater Rudy CDD juga turut hadir dalam misa ini.

Perayaan ekaristi pengucapan kaul perdana tiga frater CDD menjadi semakin meriah karena bersamaan dengan pembaharuan kaul tiga frater CDD. Mereka adalah Fr Fol CDD asal keuskupan Surabaya, Fr Justin CDD dan Fr Jensi CDD, keduanya berasal dari keuskupan Ruteng. Alunan paduan suara dari anak anak SMA St Yusuf KOSAYU semakin membuat perayaanb ekaristi terasa menyentuh
Dalam khotbahnya, Pater Lodewyik menekankan pentingnya pemahaman atas kaul yang diucapkan. Beliau mengutip wejangan – wejangan Bapa pendiri CDD yang ditulis dalam IVAD. Mengutip tulisan Bapa Celso, Pater provincial mengatakan bahwa karena kaul seseorang diasingkan dari dunia, semuanya dirampas darinya supaya ia dapat hadir bagi Allah dalam kebebasan spiritual dan kesucian mutlak. Ia hidup di dunia, tetapi bukan dari dunia ini: Kaul bagi seorang Biarawan yang siaga bagaikan jembatan yang dibangun di atas sungai yang deras. Sungai tersebut adalah dunia; mengindahkan kaul-kaul berarti membangun, memperkokoh dan mengamankan jembatan tersebut.

Akhirnya, kita mesti menyadari sebagaimana Bapa Celso menegaskan bahwa dengan kaul ketaatan, seorang Biarawan mempersembahkan kepada Allah kebebasannya yang adalah salah satu kebutuhan terbesar jiwa manusia. Dengan kaul kemurnian seorang Biarawan mempersembahkan tubuhnya sendiri kepada Allah. Dengan kaul kemiskinan ia mempersembahkan keterasingan total terhadap barang-barang di dunia ini. Demikianlah kaul-kaul menjadikan diri sendiri sebagai persembahan yang utuh, bebas dan kudus kepada Allah.

Perayaan Ekaristi pengucapan kaul perdana pada tahun ini terasa istimewa karena dua dari tiga frater yang mengucapkan kaul adalah alumni dari sekolah yang dikelola CDD. Fr Ega adalah alumni SMA St Petrus Pontianak dan Fr Hermanto adalah alumnus SMA St Yusuf atau KOSAYU Malang.

Dalam upacara ini, para frater mengucapkan kaul dihadapan provinsial CDD Indonesia dan berjanji untuk hidup seturut nasehat injil sesuai dengan konstitusi dan regula CDD. Penyerahan diri ini menjadi tanda yang harus selalu diperjuangkan terus menerus dalam hidup panggilan.

Setelah pengucapan kaul, para frater yang mengucapkan kaul pertama menerima lencana CDD yang dipasang pada jubah mereka. sesudah itu mereka berdoa didepan patung Bunda Maria Ratu para rasul yang menjadi pelindung utama dalam kongregasi Murid murid Tuhan. para frater mengucapkan doa yang dipersembahkan kepada Bunda Maria.

Setelah acara selesai, para tamu undangan diajak untuk mengikuti acara santap siang bersama. Dalam acara santai ini, para tamu diperkenalkan dengan kehidupan para seminaris CDD sepanjang hari melalui pemutaran slide. Para frater juga mengajak tamu undangan untuk bergembira melalui lagu dan gerak yang diperagakan bersama sama.
Semoga benih panggilan semakin subur dalam kongregasi Murid murid Tuhan. dan semoga semakin banyak orang mau membuka diri bagi panggilan Tuhan yang didengarnya setiap saat. tuaian memang banyak tetapi sedikitlah pekerjanya.semoga peristiwa pengucapan kaul ini mendorong banyak kaum muda untuk datang dan menyerahkan diri dalam tugas pelayanan ini.

akhirnya kita harus selalu ingat apa yang dikatakan oleh bapa Celso sendiri dalam IVAD yakni : Dengan kaul kemurnian seorang Biarawan mempersembahkan kepada Allah kurban tubuhnya sendiri; dengan kaul kemiskinan ia mempersembahkan kepada Allah semua yang dimilikinya, bahkan mungkin kekayaannya yang luar biasa banyaknya sekalipun; dengan kaul ketaatan ia mempersembahkan kepada Allah salah satu dari kebutuhan jiwa manusia yang sangat berharga, yaitu kebebasan.

semoga kita semua mampu mewujudkannya.

Salam dan doa

Ignas Huang CDD