Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

22 April 2007

Misa Emaus di Sawiran


Dalam perayaan liturgi sebelum Konsili Vatikan II, sehari setelah Hari Raya Paskah, yakni hari Senin, selalu disebut sebagai Paskah II, dan bacaan Injil diambil dari Luk 24: 13-35. Setelah pembaharuan liturgi, bacaan ini dipindahkan ke hari Rabu. Perayaan Emaus ini merupakan hari raya bagi CDD, karena Celso Costantini memberi nama Emaus kepada biara induk CDD . Dalam buku Kenakanlah Perlengkapan Senjata Allah (IVAD) Bab II, bapa pendiri mengatakan: “Anak-anakku yang terkasih, hari ini adalah pesta tarekatmu. Dan saya ikut (bergembira) bersamamu.” Karena itu, setiap hari Rabu sesudah Hari Raya Paskah, menjadi hari pesta bagi setiap anggota CDD. Meskipun biara induk Emaus di Xuanhua sudah diambil pemerintah RRC dan dijadikan komplek militer, pesta ini tetap dirayakan karena makna perayaan itu sendiri luar biasa indah dan dalam tentang iman akan kebangkitan Kristus.

“Saya teringat akan para murid Emaus. Mereka berjalan bersama Kristus, tetap tidak mengenal Dia, namun hati mereka berkobar-kobar oleh kasih. Kemudian, mereka mengenal Dia sewaktu Dia memecah-mecahkan roti (Luk 24: 35). Demikianlah kamu berjalan di antara mereka yang belum beriman, yang belum mengenal Kristus, tetapi hati kalian berkobar oleh kasih untuk memperkenalkan-Nya, sementara kamu mengenal Dia setiap hari sewaktu memecah-mecahkan roti” (IVAD II, p.7).


Pada hari Rabu, tgl. 11 April 2007 ini, para anggota CDD yang berkarya di keuskupan Malang berkumpul bersama di Rumah Retret Emaus Sawiran bersama staf secara sederhana merayakan Pesta Emaus ini. Perayaan ini setidaknya menunjukkan bahwa kekuatan kita semua hanyalah bersumber dari Yesus Kristus yang bangkit dan hadir dalam Sakramen Mahakudus, sebagaimana para murid yang meskipun cemas, takut, dan bingung karena wafat Yesus, namun menjadi bergairah dan semangat setelah Yesus memecah-mecahkan roti dan mereka menyambut-Nya. Dalam perayaan Misa yang sederhana, dan kemudian dilanjutkan dengan adorasi (salve) semua yang hadir mendapatkan kembali kesegaran dalam tugas dan pelayanan, teristimewa bagi para anggota CDD untuk menghayati panggilannya masing-masing. Dalam Misa Emaus ini, Rm. Willy yang memimpin Misa dan mengatakan: “Pada awalnya, dalam pesta Emaus inilah diumumkan dan dirayakan seluruh pesta para anggota CDD, entah itu ulang tahun kelahiran, kaul kekal, imamat. Misalnya perayaan pesta perak imamat, itu pun diumumkan hari ini. Jadi di CDD tidak ada perayaan atau pesta-pesta sendiri untuk ulang tahun.” Dengan kata lain, Pesta Emaus menjadi inti dari keseluruhan pesta setiap anggota CDD, karena makna keberadaan setiap anggota CDD hendaknya seperti yang dikatakan rasul Paulus: “dalam Kristus kita hidup, bergerak, dan ada.”
Bila dihubungkan dengan Exhortatio Apostolic Paus Benediktus XVI, kita dapat mengatakan bahwa sungguh Ekaristi menjadi puncak iman, di mana dalam ketidaktahuan dan kegelapan inilah kita menemukan Hidup Sejati, seperti kedua murid di Emaus yang tiba-tiba mendapatkan kekuatan dan pencerahan dari Kristus yang hadir dalam rupa Roti dan Anggur.

Selamat pesta CDD, dan Selamat Paskah untuk semua!