Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

20 November 2008

INDAHNYA ...HIDUP PERSAUDARAAN




HIDUP DALAM PERSAUDARAAN

Happy birthday to you…happy birthday to you….panjangnya umurnya..panjang umurnya..zhu ni shengri kuai le…zhu ni shengri kuai le… itulah medley lagu hari ulang tahun dalam tiga bahasa yang dinyanyikan oleh para novis untuk Rm Sukamto CDD, magister novis CDD yang hari ini berulang tahun. Salah satu kekuatan hidup membiara adalah hidup persaudaraan. Demikian jugalah dengan kongregasi Murid-Murid Tuhan. Hidup persaudaraan dapat dielaborasi melalui berbagai cara. Salah satunya adalah memberi perhatian kepada konfrater yang sedang berulang tahun. Bapak pendiri CDD Celso Costantini melalui “Induite Vos Armaturam Dei” bab XVI menyatakan, “Putraku terkasih, mari kita pusatkan perhatian kita pada kasih persaudaraan. Hadirkanlah ia selalu dalam semangat hidup kalian, karena ia benar-benar menyentuh esensi panggilan kalian. Kasih persaudaraan, baik di dalam maupun di luar, seperti embun dan hujan yang turun dari surga, yang menyuburkan tanaman. Tanpa air itu tanaman akan layu dan mati, meskipun sebelumnya mereka telah mengakar dan tertanam dalam dengan suburnya”. Bapa Pendiri masih melanjutkan bahwa buah-buah kasih, yang hendaknya dihayati dengan sungguh-sungguh, adalah: kesatuan, kesehatian, dan damai di antara kalian sendiri dan dengan orang lain.
Kegembiraan komunitas novisiat CDD Batu atas hari ulang tahun Romo Sukamto diungkapkan lewat perayaan ekaristi yang dipersembahkan oleh Pater Lodewyik CDD, provincial CDD. Dalam misa, Pater provincial menekankan tentang hidup manusia yang selalu harus melalui proses. Dalam proses inilah, kita bersama-sama menuju kepada Yesus. Dan dalam hal ini, para novis pantas bersyukur karena ditemani oleh Romo Sukamto CDD. Selesai misa, Rm Sukamto “digiring” oleh Pater Provinsial menuju ke ruang makan provinsialat yang sudah ditunggui oleh para novis dan Rm Yuki CDD. Setelah Rm Sukamto masuk ke ruang makan…bergemalah lagu happy birthday. Acara selanjutnya adalah doa bersama yang dipimpin oleh Fr Petrus lalu dilanjutkan dengan acara tiup lilin …potong kue dan makan pagi sederhana. Kami makan roti dan kue terang bulan…Uennnakkkkkkkkk tenan hahahahahha. Selamat Ulang Tahun Romo Sukamto CDD, semoha rahmat Tuhan turun atas semua karya dan pekerjaan Romo yang dipercayakan kongregasi kepada Romo dan puji syukur juga untuk kedua orang tua Romo yang jauh di Lampung sana. Semoga dihari ulang tahun ini, kedua orang tua Romo senantiasa dalam perlindungan Tuhan.
Kami para novis mengucapkan terima kasih atas pendampingan romo dan kesetiaan romo dalam mendampingi kami. Semoga tuhan memberkati.
Tambahan
Para novis mengucapkan terima kasih kepada para konfrater…baik romo, frater, bruder dari propinsi Indonesia atau Malaysia yang telah memberi comment atas kegiatan-kegiatan kami.
We thank you very much and God Bless You

Salam dan doa
Ignas Huang CDD

12 November 2008

Naik Gunung ( bukit ?) episode II di Sawiran

25 oktober 2008, untuk kali kedua, para frater novis mencoba menaklukkan bukit sawiran (lupa dech nama gunungnya heheheh ). Memang sich lebih rendah dari gunung Panderman tapi lumayan menguras tenaga. Soale kami salah jalan dan terpaksa merayap di sisi gunung yang nga ada jalannya alias masih baru dan terjal. Fr Andre sampai kehabisan nafas karena kebetulan lagi pilek, jadi nafasnya sulit sekali. Aduh kog kayak gini sih jalannya…kami berempat sampai ngos-ngosan. Oh iya kami juga ditemani oleh dua ekor anjing Sawiran yang ikut ngos-ngosan juga hahahaha.

Gunung Sawiran kami taklukkan hanya dalam waktu tidak lebih dari satu jam. Setelah sampai diatas kami istirahat sebentar. Wah ada frater novis yang langsung terlelap…coba perhatikan fotonya …ia ditemani oleh pendamping kami yang setia yang juga terlelap hahaha. Sekali lagi kami merefleksikan bahwa hidup panggilan adalah perjalanan pendakian yang membutuhkan kesabaran dan teknik untuk meraihnya. Selain harus memilki fisik yang kuat, orang juga harus memiliki semangat untuk maju terus kendati jalan didepan tampak tidak jelas atau sulit. Ok..met berjuang dan semoga semakin teguh panggilannya.

Salam dan doa

Fr Ignas Huang CDD

HIDUP PANGGILAN SEPERTI ORANG YANG SEDANG MEMANJAT GUNUNG

Dalam rangka mengawali hidup novisiat di biara CDD, para novis CDD bersama dengan Romo magister mengadakan acara panjat gunung. Sebenarnya kegiatan ini sudah berlangsung pada bulan September. Namun baru sekarang kami masukkan ke blog CDD karena kami gabungkan dengan kegiatan panjat gunung yang kedua.
Tgl 1 September 2008, para novis CDD yang berjumlah empat orang bersama dengan Romo Magister mempersiapkan diri karena akan mengadakan acara panjat gunung. Menurut info yang beredar sih …ini adalah kegiatan rutin setiap tahun untuk para novis. Menurut kabar burung lagi hidup membiara kan seperti orang memanjat sebuah gunung, hehehhe. Kadang sulit, kadang menjengkelkan, kadang putus asa, kadang capek…. kadang…kadang dan kadang hahahahaha.


Acara panjat gunung ini menjadi agak istimewa karena ada lima orang suster CP yang juga ingin mencoba menaklukkan gunung Panderman. Kami mulai berjalan dengan hati penuh kegembiraan dan semangat yang bernyala-nyala. Eh…sampai di kaki gunung Panderman, dua orang suster sudah angkat tangan. Katanya sich…kalian aja yang naik yah…kami tunggu disini aja…Ok deh suster, perjalanan kami lanjutkan ! Empat frater, tiga suster dan seorang Romo. Wah rupanya medannya lumayan menantang. Kami harus menaiki sampai tiga puncak untuk sampai ke puncak utama dan waktu yang dibutuhkan kira-kira 3 jam. Badan dan kaki rasanya mau putus…begitu komentar Fr Petrus CDD. Kalau disuruh pilih mendingan aku jaga rumah aja sambil menunggu tamu datang hahahahahha. Ada-ada saja !

Kami tiba di atas puncak Panderman dan segera mencari tempat untuk berteduh dan tentu saja sambil makan dan minum. Rasanya makanan menjadi begitu nikmat karena kami membawa juga sate dari rumah hahahaha. oh iya kami disambut oleh segerombolan monyet-monyet. Gila tuch monyet banyak banget dan ada yang bulunya bagus sekali kayak Sun Go Kong.
Setelah makan, para pendaki mulai tertidur dengan beralaskan rumput dan beratapkan langit…rasanya damai sekali.



Ehmmmm…apa yah refleksinya ? memang sich untuk mencapai atau meraih cita-cita kita perlu berjuang dan tidak ada segala sesuatu yang datang dengan Cuma-Cuma. Manusia perlu berusaha dan tekun, ulet serta pantang mundur. Semoga pengalaman naik gunung ini semakin memantapkan tekad untuk meraih cita-cita sebagai pelayan Tuhan.

22 October 2008

Kunjungan seminaris Garum ke Novisiat CDD Batu 20 – 21 Okt 2008

Para novis CDD baru saja selesai makan dan sedang bersiap-siap untuk mendaraskan ibadat bacaan. Tiba-tiba “si Inul dan si Marko” menggonggong dengan kencangnya. Wah… pasti ada tamu nih soale kalau kedua penghuni novisiat ini mulai menggonggong maka pasti ada orang baru. Hal ini semakin mendekati kebenaran tatkala si Marko nga mau berhenti menggonggong.

Oh rupanya ada beberapa anak muda yang sedang berada di halaman depan novisiat CDD. Selidik punya selidik ternyata mereka adalah para seminaris menengah dari GARUM. Jumlah mereka enam orang dan dihantar oleh sepasang pasutri yang adalah om dari salah satu seminaris tersebut. Fr Petrus menyambut mereka dan segera memperkenalkannya kepada Pater Yuki berhubung romo magister sedang dinas ke seminari Bogor. Setelah berbincang sejenak, para seminaris Garum diantar ke kamarnya masing-masing. Terus…ikut ibadat bacaan donk hehehehehe.

Setelah ibadat , para seminaris diperkenalkan kepada Pater Lodewijk CDD, provincial CDD, kebetulan sih provinsialat berada dalam satu kompleks dengan novisiat. Pater provincial mengucapkan selamat datang dan memberi beberapa masukan tentang hidup panggilan kepada para seminaris dan para frater CDD. Setelah itu, para frater CDD berbincang-bincang santai dengan para seminaris Garum. Pertanyaannya cukup banyak dan menggelitik. Para seminaris juga diajak berkeliling di seputar rumah novisiat. Sore hari Romo Sukamto tiba dari Bogor. Malam hari kami mengadakan pertemuan dengan para seminaris dan diikuti oleh Romo magister.

Hari berikutnya, setelah ibadat bacaan, romo Sukamto mengajak para seminaris untuk mengunjungi biara lain selain CDD di Batu. Siang hari mereka kembali dan menutup seluruh hari live in dengan makan siang bersama. Selesai makan siang, para seminaris diajak ke komunitas CDD di Blimbing. Para seminaris didampingi oleh Pastor Lodewijk dan Fr ignas. Setiba di komunitas Blimbing Malang, Kami disambut oleh Rm Agus Lee CDD dan para frater. Para seminaris GARUM diajak untuk berkeliling di seputar kompleks persekolahan yang dikelola imam CDD. Akhirnya para seminaris kembali ke tempatnya masing-masing dan Thanks…semoga ketemu lagi dilain kesempatan.

So…….. selamat belajar dan semoga sukses para sobat muda dari GARUM Edo…Alex…Galang, Clinton, Marco dan Arvin. Xie xie…


Salam dan doa

Fr. Ignas Huang CDD

20 October 2008

Pesta Celso di Domus Costantini

Setelah Misa hari Minggu 19 Oktober 2008 para frater yang tinggal di Domus Costantini mengadakan perjamuan kekeluargaan bersama para novis dari Batu yang datang bersama Provinsial dengan undangan Kelompok Doa Pagi, ditambah dengan Komunitas Sawiran. Segera bagian depan Domus disulap jadi ruang makan. Makanan yang tampil juga istimewa ... shabu-shabu :D

Para undangan diajak makan dengan sumpit ... sampai-sampai ada komentar bahwa kalau masuk CDD harus bisa makan dengan sumpit. Lihatlah juga bagaimana Pimpinan Komunitas Blimbing, Rm. Marianus, menikmati santapan dengan cara duduk lesehan. Proficiat, ternyata mampu duduk di bawah.

Yang penting bukan makan-makannya, tetapi suasana kekeluargaan yang diwujudkan di sini.




Ternyata ada surprise baru ... tiga orang postulan dari Stella Maris muncul di penghujung acara dipimpin oleh Erik. Acara tambah meriah.

Terima kasih banyak untuk kerja keras Ibu Clara bersama para crew dari dapur. Semoga usaha dan pelayanan mereka diberikati oleh Tuhan.
Posted by Picasa

14 October 2008

ADORASI NOVENA PERINGATAN 50 TAHUN WAFATNYA CELSO COSTANTINI


Komunitas Provinsialat dan Novisiat CDD Batu telah memulai rangkaian acara peringatan 50 tahun wafatnya Celso Costantini sejak awal bulan oktober. Kegiatan tersebut dimulai dengan menata dan meletakkan poster atau gambar Bapa pendiri di kapel biara. Kemudian dilanjutkan dengan adorasi novena yang dimulai 6 oktober 2008. Dan pada 9 oktober 2008 diikuti napak tilas dengan berjalan kaki dari biara Batu menuju ke tempat-tempat karya CDD di Malang dan diakhiri dengan salve bersama frater skolastik CDD dan anak-anak asrama yang dikelola CDD.
Kegiatan lain masih akan menyusul…wait and see.

Salam dan doa
Fr ignas huang CDD

NAPAK TILAS KOMUNITAS NOVISIAT CDD BATU

Hari ini para frater novis CDD memulai kegiatan harian dengan laudes, meditasi dan misa yang dipimpin provincial CDD , Pater Lodewijk CDD. Setelah itu, para novis tampak tergesa-gesa menuju ke kamar masing-masing…tak berapa lama lonceng berdentang…para novis segera menuju ke ruang makan dan acara makan pagi dimulai. Segera sesudahnya, para novis kembali ke kamar dan tak berapa lama sudah keluar sambil membawa tas dan siap berangkat…ada apa nih ?

Hari itu 9 oktober 2008, pukul 07.13 para novis CDD bersama dengan magister novis, Rm Sukamto CDD akan mengadakan napak tilas untuk memperingata 50 tahun wafatnya Celso Costantini. Kegiatan ini merupakan salah satu rencana yang telah disusun oleh para novis disamping novena adorasi yang telah dimulai 6 oktober 2008 di komunitas novisiat dan provinsialat Batu. Napak tilas akan dimulai dari biara Fatima CDD, Batu menuju persekolahan St Yusuf Sutomo lalu menuju ke St Yusuf di kota lama dan setelah itu menuju ke biara CDD Blimbing. Acara napak tilas ini dilakukan dengan JALAN KAKI.

Romo magister dan para novis tampak bersemangat dan dengan disaksikan Pater provincial, para costantinian muda memulai napak tilas tepat pukul 07.13…perjalanan tampak melelahkan dan menguras tenaga tetapi semuanya tetap bersemangat dan pukul 11.04 kami tiba di persekolahan Sutomo…wah rasanya lega dan senang sekali. Kami disambut oleh Ibu wanda dan bapak sergie dan juga guru-guru lain. Rupanya dua frater skolastik CDD juga sudah tiba dari Biara Blimbing dengan berjalan kaki juga..profisiat nih…kami bersyukur pula karena dalam napak tilas ini, pater provincial juga turut hadir di tempat-tempat karya CDD yang kami singgahi.

Setelah istirahat sejenak dan berkenalan dengan para guru di persekolahan Sutomo, kami segera menuju ke persekolahan St Yusuf ,kota lama. Berhubung waktu yang mepet dan anak-anak sekolah sudah akan pulang sekolah maka kami “terpaksa” naik mobil ke persekolahan St Yusuf kota lama. Bersama dengan pater provincial dan magister kami tiba di kota lama…wah..”surprise” sekali. Kami sudah ditunggu… dan anak-anak sekolah bersama dengan guru telah berjejer disepanjang jalan masuk. Kami disambut dengan penuh sukacita. Segera setelah kami turun dari mobil…romo dan para frater diserbu oleh anak-anak untuk bersalaman…sangat mengharukan dan meneguhkan…terima kasih anak-anak yang baik.

Setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan ke biara Blimbing…tapi berhubung satu dua hal, yang bisa melanjutkan napak tilas dengan jalan kaki hanya Fr Justin, Fr Fol dari komunitas Blimbing dan fr Petrus, Fr Ignas dari komunitas Batu, sedangkan yang lain melanjutkan dengan naik mobil. Pukul 14.53 kami tiba di Biara CDD Blimbing. HOREEE akhirnya selesai juga napak tilas ini.

Terima kasih Tuhan..terima kasih Maria…terima kasih Bapa Celso Costantini

Napak tilas ini melelahkan tetapi menggembirakan…melalui napak tilas ini, kami belajar untuk setia dan tekun dalam menjalani apa yang telah dipilih. Semoga pengalaman napak tilas ini membantu kami untuk semakin teguh dan semakin mencintai hidup panggilan kami. Dan terutama untuk semakin menghayati spiritualitas Celso Costantini . Setiap keberhasilan membutuhkan perjuangan.

Salam dan doa

Fr. Alexander Ignatius Sujasan CDD

09 October 2008

Novena 50 tahun Celso Costantini


Pada hari ini Komunitas CDD di Blimbing mengadakan Novena Adorasi hari Pertama. Para frater menyiapkan perayaan ini bersama temanya sewaktu rekoleksi bulanan. Mengingat bahwa Celso Costantini sangat mengagumi Santo Paulus - ini terlihat dari tulisan-tulisannya yang banyak mengutip Paulus, dan kebetulan tahun ini adalah Tahun Rasul Paulus - maka tema-tema novena ini mengambil tema dari Paulus, dan dihubungkan dengan Celso. Tema hari pertama adalah TOBAT.

Melihat bagaimana Paulus bertobat: dalam surat-suratnya Paulus tidak pernah menyebut dirinya bertobat, karena dia memang tidak bertobat dalam arti berbalik dari kesalahan. Paulus hanya melihat bahwa setelah pengenalannya akan Kristus, segala sesuatu dipandangnya rugi dan tidak berharga. Maka ini adalah suatu lompatan ke depan, bukan "berbalik" dari dosa, kepada Kristus. Dengan pengenalan akan Kristus ini, Paulus melihat segalanya dengan kacamata baru, bersikap secara baru, berpikir secara baru, yang dirumuskan dengan istilah HIDUP SECARA BARU!

Dari sini kita dapat mengerti bagaimana Paulus, seorang Yahudi tulen dan yang sangat bangga akan keyahudiannya, bisa dengan tegas menolak praktek sunat bila orang hendak menjadi kristiani. Atau juga bisa menegur Petrus sewaktu merasa tidak nyaman makan semeja dengan orang non Yahudi ketika saudara-saudara yang Yahudi datang. Pendeknya, keyahudiannya bukan lagi sebagai sesuatu yang dibanggakan lagi.

Begitu juga dengan Celso, yang berani meninggalkan cara-cara konvensional dalam misi di China. Bahkan dia dengan berani mengubah mentalitas para misionaris, dan mendorong pembentukan hirarki lokal, yang pada saat itu banyak ditentang. Dengan kata lain, misi di China harus berubah dengan metode baru. Bahkan harus berani melepaskan diri dari ketergantungannya pada kolonialisme Eropa, sementara dia sendiri adalah orang Eropa. Jadi asal usul bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan, melainkan tujuan dari misi itu sendiri, yakni memperkenalkan Yesus Kristus, mengajak orang untuk beriman kepada Kristus, itulah pokok dari seluruh misi Gereja.

Selain itu, barangkali perayaan ini baik disebut sebagai Peringatan 50 Tahun Celso Costantini. Kata wafat/meninggal/mangkat, dan lain-lain sebaiknya tidak dipakai, karena tidak lazim dalam Gereja. Bukankah hari kematian di dunia ini menjadi hari kelahiran di surga? Selain itu kita juga bisa melihat peringatan santo-santa lainnya (yang memang dirayakan pada hari kematian mereka) langsung menyebutkan Pesta atau Peringatan (baik fakultatif maupun wajib).

Novena Hari 1 ini dipimpin oleh Rm. Marianus Berdikari. Dalam pengantar, Rm. Marianus mengatkan bahwa semboyan sekolah TETAP BERSEMANGAT bukan hanya milik Kolese Santo Yusup. Semua sekolah yang dikelola oleh anggota CDD pasti memakai semboyan ini, karena kata Tetap Bersemangat merupakan nama Celso Costantini sendiri. Di Taiwan namanya Hengyi (恒毅). Maka semoga semua orang yang pernah dididik dalam sekolah-sekolah karya CDD tetap ingat bahwa Tetap Bersemangat harus menjadi jiwa mereka, karena belajar dari Celso Costantini. Semoga dengan novena ini kita semakin mengenal Celso Costantini, dan semakin mencintai Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus.

Misa dan Novena 50 Tahun Celso Costantini

Tanpa terasa sudah 50 tahun Celso kembali ke pangkuan Bapa di surga. Tetapi perannya dalam kehidupan sosial, politik dan Gereja tidak bisa dilupakan begitu saja.

Pada tahun ini Keuskupan Concordia-Pordenone mengadakan peringatan 50 tahun meninggalnya Celso Costantini dengan serangkaian kegiatan, seperti:

Jumat 17 Oktober: pembukaan rangkaian upacara di Katedral Concordia. Misa konselebrasi dipersembahkan oleh seorang Kardinal, didampingin oleh para uskup dari Friuli Venezia Giulia, diikuti sekitar 20 orang imam Chinese dari Kongregasi Murid-murid Tuhan yang didirikan oleh Celso Costantini di China, diikuti oleh pejabat dari daerah Veneto dan Friuli Venezia Giulia.

Sabtu 19 Oktober pukul 10.00 di Zoppola diadakan serangkaian upacara dari Comune di Zoppola dengan mempresentasikan sebuat buku tentang figur Kardinal Celso dan pembukaan tiga kegiatan lainnya.

Minggu 19 Oktober pukul 10.30 - Castions di Zoppola
Misa, pembukaan suatu karya peringatan, kunjungan ke makam Kardinal.

Minggu 18 Januari 2009 pukul 11.00 di Pordenone
Konselebrasi penutupan di Katedral, dipimpin oleh Kardinal Ivan Dias, Prefek Kongregasi Pewartaan Iman: sambutan di Balai Kota Pordenone dan penganugerahan gelar kehormatan kepada Kardinal Celso Costantini di auditorium del Vendramini.

Sementara itu, di Indonesia Provincial CDD juga memberikan pengarahan melalui surat untuk perayaan 50 tahun Celso Costantini. Masing-masing komunitas diharapkan menyiapkan perayaan itu di dalam komunitasnya, agar para anggota komunitas dapat semakin mencintai Bapa Pendirinya, dan mengambil inspirasi serta menimba semangat dari Beliau.

18 September 2008

KEBAHAGIAAN ITU ADA DIMANA?, PENDERITAAN ITU ADA DIMANA?, KAMU ITU ADA DIMANA?

Seandainya di depan kita ada 2 salib, yang satu terbuat dari emas dan satu lagi terbuat dari kayu, lalu di suruh memilih salah satunya, kamu memilih yang mana? Ah, yang benar aja? Iya!!!!!!!

Tidak gampang mengetahui berapa dalam cinta kita kepada salib suci dalam kehidupan kita sehari harinya.

Cinta kepada salib suci seharusnya bukan masalah perasaan, tapi masalah komitment kita kepada salib suci. Komitmen berarti bersedia menanggung akibat dari keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam beriman kepada Yesus Kristus.

Contoh: Martir di cina Pastor Yohanes Gabriel Preybore adalah salah satu santu pelindung CDD . Ia ditangkap karena dikhianati oleh ketekumennya dengan bayaran 3 keping uang ( bdk : dengan Yesus). Pastor ini di dera dan disuruh murtad, ia akan di lepas bila ia mau menginjak salib suci yang tergeletak di tanah, ia dalam keadaan payah dan dengan berjalan tertatih tatih menuju salib itu, ia tidak menginjak salib itu malahan memeluknya dengan penuh cinta dan dengan segala resiko yang akan dihadapi. Saudara itulah cinta sejati, komitmen.

Mari kita memandang salib suci sebagai:

  • Tanda Iman/kemenangan yaitu Yesus yang rela menderita dipaku di kayu salib, wafat, dimakamkan dan bangkit pada hari ketiga.
  • Tanda kasih, yaitu ketika Yesus di kayu salib berkata kepada murid inilah ibumu dan kepada ibunya inilah anakmu.
  • Tanda pengampunan, yaitu Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka perbuat.
  • Tanda keselamatan, yaitu ketika Yesus mengatakan kepada penyamun disebelahnya, mulai saat ini juga kamu akan bersamaku di taman firdaus.

Jadi salib suci adalah bersumber dari demikian besarnya kasih allah kepada dunia, sehingga Ia mengutus Putera Tunggal Nya , bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan manusia.

Bolehlah kita menyikapi Salib suci dalam kehidupan kita sehari hari sebagai :

  • Kesadaran terhadap kehadiran Yesus yang selalu bersama kita.
  • Kesadaran terhadap Rahmat Kasih Allah selalu mengalir
  • Kesadaran bahwa Yesus Kristus telah menyelamatkan kita.

Tegaljaya, 14 September 2008