MISA INKULTURASI DALAM RANGKA IMLEK
Di GEREJA GEMBALA BAIK – BATU
Pada tgl 1 Februari 2009, Paroki Gembala baik Batu menyelenggarakan misa inkulturasi gaya Tionghoa dalam rangka merayakan tahun baru Imlek. Misa terlaksana dengan baik dan lancar. Umat yang hadir membludak dan seluruh bangku gereja terisi penuh bahkan sampai harus rela untuk duduk di kursi tambahan yang diletakkan di teras gereja. Animo umat Batu sangat luar biasa. Inilah misa inkulturasi gaya Tionghoa yang pertama kali dilakukan di Paroki Batu.
Biara CDD yang terletak di dalam wilayah penggembalaan paroki Batu, diminta untuk ikut terlibat. Pater Lodewiyk Tshie CDD didaulat untuk memimpin misa konselebrasi bersama dengan Rm Jenti,O.Carm dan Rm Kris O.Carm. Sementara itu, Fr Ignas CDD diminta untuk ikut “mengoreksi” nyanyian – nyanyian yang menggunakan bahasa mandarin dan sekaligus diminta untuk menjadi komentator dalam misa tersebut. Keterlibatan CDD dalam misa inkulturasi bergaya Tionghoa ini sedikit banyak membantu umat untuk semakin mengenal spiritualitas CDD.
Dalam khotbahnya, Pater Lodewiyk menekankan bahwa “Jauh sebelum konsili Vatikan II yang memberikan penghargaan tinggi kepada kebudayaan setempat , Seorang delegatus untuk China Bapa Celso Costantini telah memulai suatu gerakan yang mengedepankan penghargaan kepada budaya setempat”. Penghargaan kepada budaya setempat tidak harus menghilangkan kekayaan dan keaslian iman kristiani, malahan ia akan menjadi partner yang sedemikian indah dalam perjalanan hidup beriman umat. Pater Lodewiyk juga menekankan unsur kebersamaan, syukur , keselamatan, kebahagiaan dan semangat baru dalam pesta Imlek ini yang dikaitkan dengan semangat perayaan ekaristi.
Setelah misa selesai dilakukan acara pemberkatan jeruk yang dilakukan oleh Romo Paroki Batu, Rm Jenti. Kemudian acara dilanjutkan dengan salam Imlek kepada Tuhan, imam dan antar umat. Setelah itu umat mendapat jeruk dan anak-anak kecil mendapat angpau dari Pastor paroki.
Setelah acara liturgy selesai, umat dijamu dengan makan pagi bersama berupa bubur dan suguhan barongsai dan liong dari Pasuruan. Umat senang dan menikmati semua acara ini. Semoga iman umat semakin bertumbuh dengan misa inkulturasi ini, BagiMu semuanya kami persembahkan.
Fr.Ignas Huang CDD
Di GEREJA GEMBALA BAIK – BATU
Pada tgl 1 Februari 2009, Paroki Gembala baik Batu menyelenggarakan misa inkulturasi gaya Tionghoa dalam rangka merayakan tahun baru Imlek. Misa terlaksana dengan baik dan lancar. Umat yang hadir membludak dan seluruh bangku gereja terisi penuh bahkan sampai harus rela untuk duduk di kursi tambahan yang diletakkan di teras gereja. Animo umat Batu sangat luar biasa. Inilah misa inkulturasi gaya Tionghoa yang pertama kali dilakukan di Paroki Batu.
Biara CDD yang terletak di dalam wilayah penggembalaan paroki Batu, diminta untuk ikut terlibat. Pater Lodewiyk Tshie CDD didaulat untuk memimpin misa konselebrasi bersama dengan Rm Jenti,O.Carm dan Rm Kris O.Carm. Sementara itu, Fr Ignas CDD diminta untuk ikut “mengoreksi” nyanyian – nyanyian yang menggunakan bahasa mandarin dan sekaligus diminta untuk menjadi komentator dalam misa tersebut. Keterlibatan CDD dalam misa inkulturasi bergaya Tionghoa ini sedikit banyak membantu umat untuk semakin mengenal spiritualitas CDD.
Dalam khotbahnya, Pater Lodewiyk menekankan bahwa “Jauh sebelum konsili Vatikan II yang memberikan penghargaan tinggi kepada kebudayaan setempat , Seorang delegatus untuk China Bapa Celso Costantini telah memulai suatu gerakan yang mengedepankan penghargaan kepada budaya setempat”. Penghargaan kepada budaya setempat tidak harus menghilangkan kekayaan dan keaslian iman kristiani, malahan ia akan menjadi partner yang sedemikian indah dalam perjalanan hidup beriman umat. Pater Lodewiyk juga menekankan unsur kebersamaan, syukur , keselamatan, kebahagiaan dan semangat baru dalam pesta Imlek ini yang dikaitkan dengan semangat perayaan ekaristi.
Setelah misa selesai dilakukan acara pemberkatan jeruk yang dilakukan oleh Romo Paroki Batu, Rm Jenti. Kemudian acara dilanjutkan dengan salam Imlek kepada Tuhan, imam dan antar umat. Setelah itu umat mendapat jeruk dan anak-anak kecil mendapat angpau dari Pastor paroki.
Setelah acara liturgy selesai, umat dijamu dengan makan pagi bersama berupa bubur dan suguhan barongsai dan liong dari Pasuruan. Umat senang dan menikmati semua acara ini. Semoga iman umat semakin bertumbuh dengan misa inkulturasi ini, BagiMu semuanya kami persembahkan.
Fr.Ignas Huang CDD