Congregatio Discipulorum Domini
Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).
09 January 2010
In Memoriam Agatha Thoe
Berita duka datang dari Medan. Ibu Rm. Agustinus Lie CDD telah dipanggil Tuhan pada tanggal 10 November 2009. Doa dan perhatian saudara-saudara semua menandakan kasih dan persaudaraan.
Adven di Domus Costantini
Tidak lengkap rasanya kalau tidak mensharingkan pengalaman Masa Adven di Domus Costantini.
Selama Masa Adven di gereja-gereja selalu dipasang Lingkaran Adven. Sebuah lingkaran tidak memiliki awal dan akhir, ini mau melambangkan waktu Tuhan (kairos) yang tidak mengenal awal dan akhir, yang adalah kekal. Kairos adalah "waktu yang ditetapkan oleh Allah", saat di mana Allah bertindak (bdk. Mrk 1:15 kairos telah genap; Kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!) Kairos ini berbeda dengan penggunaan waktu yang disebut kronos dalam pengertian waktu/jam secara umum. Dalam Liturgi Gereja Timur, sebelum Ibadat Ilahi (Misa), diakon akan berseru, "Kairos tou poiesai to Kyrio" ("Saatnya bagi Tuhan untuk bertindak"); yang menggambarkan bahwa saat Liturgi adalah saat persinggungan saat dunia dengan Allah yang abadi.
Dalam liturgi Gereja Katolik, lingkaran adven dipasang untuk menandai empat hari Minggu Adven dengan empat lilin dan dihiasi dengan daun-daunan hijau. Pada minggu ke tiga lilin warna merah muda dinyalakan, karena menandakan Minggu Gaudete, saat umat dengan antusias dan gembira menantikan Natal yang makin mendekat. Apalagi nanti tanggal 17 Desember dimulai yang biasa disebut novena adven/natal. Istilah ini (novena adven/natal) sebenarnya tidak tepat secara liturgis (meskipun tidak salah). Dalam liturgi Gereja disebutkan sebagai masa penantian tahap ke dua. Pada masa penantian tahap pertama Gereja lebih memfokuskan penantiannya pada kedatangan Kristus dalam kepenuhan-Nya (parousia), dan pada tahap ke dua ini lebih mengajak umat untuk menyiapkan diri agar siap menyambut Sabda yang menjadi Manusia (Verbum Incarnatum). Menyalakan lilin lingkaran adven sebenarnya bukan termasuk liturgi, meskipun dinyalakan di sekitar altar. Alangkah baiknya bila juga dipasang rumah-rumah umat kristiani.
Frater skolastik di Domus Costantini jg mau mencoba menghayati Masa Adven dgn lebih baik. Karena itu, para frater menyiapkan lingkaran adven di ruang makan. Sebelum makan, lilin dinyalakan, dilanjutkan dengan doa. Memang terasa suasana menjadi lebih istimewa. Mudah-mudahan untuk selanjutnya penghayatan Verbum Incarnatum di Masa Adven sungguh menjadi oase di tengah-tengah kesibukan kuliah dan Ujian Akhir Semester di STFT Widya sasana.
Selama Masa Adven di gereja-gereja selalu dipasang Lingkaran Adven. Sebuah lingkaran tidak memiliki awal dan akhir, ini mau melambangkan waktu Tuhan (kairos) yang tidak mengenal awal dan akhir, yang adalah kekal. Kairos adalah "waktu yang ditetapkan oleh Allah", saat di mana Allah bertindak (bdk. Mrk 1:15 kairos telah genap; Kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!) Kairos ini berbeda dengan penggunaan waktu yang disebut kronos dalam pengertian waktu/jam secara umum. Dalam Liturgi Gereja Timur, sebelum Ibadat Ilahi (Misa), diakon akan berseru, "Kairos tou poiesai to Kyrio" ("Saatnya bagi Tuhan untuk bertindak"); yang menggambarkan bahwa saat Liturgi adalah saat persinggungan saat dunia dengan Allah yang abadi.
Dalam liturgi Gereja Katolik, lingkaran adven dipasang untuk menandai empat hari Minggu Adven dengan empat lilin dan dihiasi dengan daun-daunan hijau. Pada minggu ke tiga lilin warna merah muda dinyalakan, karena menandakan Minggu Gaudete, saat umat dengan antusias dan gembira menantikan Natal yang makin mendekat. Apalagi nanti tanggal 17 Desember dimulai yang biasa disebut novena adven/natal. Istilah ini (novena adven/natal) sebenarnya tidak tepat secara liturgis (meskipun tidak salah). Dalam liturgi Gereja disebutkan sebagai masa penantian tahap ke dua. Pada masa penantian tahap pertama Gereja lebih memfokuskan penantiannya pada kedatangan Kristus dalam kepenuhan-Nya (parousia), dan pada tahap ke dua ini lebih mengajak umat untuk menyiapkan diri agar siap menyambut Sabda yang menjadi Manusia (Verbum Incarnatum). Menyalakan lilin lingkaran adven sebenarnya bukan termasuk liturgi, meskipun dinyalakan di sekitar altar. Alangkah baiknya bila juga dipasang rumah-rumah umat kristiani.
Frater skolastik di Domus Costantini jg mau mencoba menghayati Masa Adven dgn lebih baik. Karena itu, para frater menyiapkan lingkaran adven di ruang makan. Sebelum makan, lilin dinyalakan, dilanjutkan dengan doa. Memang terasa suasana menjadi lebih istimewa. Mudah-mudahan untuk selanjutnya penghayatan Verbum Incarnatum di Masa Adven sungguh menjadi oase di tengah-tengah kesibukan kuliah dan Ujian Akhir Semester di STFT Widya sasana.
Subscribe to:
Posts (Atom)