Seandainya di depan kita ada 2 salib, yang satu terbuat dari emas dan satu lagi terbuat dari kayu, lalu di suruh memilih salah satunya, kamu memilih yang mana? Ah, yang benar aja? Iya!!!!!!!
Tidak gampang mengetahui berapa dalam cinta kita kepada salib suci dalam kehidupan kita sehari harinya.
Cinta kepada salib suci seharusnya bukan masalah perasaan, tapi masalah komitment kita kepada salib suci. Komitmen berarti bersedia menanggung akibat dari keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam beriman kepada Yesus Kristus.
Contoh: Martir di cina Pastor Yohanes Gabriel Preybore adalah salah satu santu pelindung CDD . Ia ditangkap karena dikhianati oleh ketekumennya dengan bayaran 3 keping uang ( bdk : dengan Yesus). Pastor ini di dera dan disuruh murtad, ia akan di lepas bila ia mau menginjak salib suci yang tergeletak di tanah, ia dalam keadaan payah dan dengan berjalan tertatih tatih menuju salib itu, ia tidak menginjak salib itu malahan memeluknya dengan penuh cinta dan dengan segala resiko yang akan dihadapi. Saudara itulah cinta sejati, komitmen.
Mari kita memandang salib suci sebagai:
- Tanda Iman/kemenangan yaitu Yesus yang rela menderita dipaku di kayu salib, wafat, dimakamkan dan bangkit pada hari ketiga.
- Tanda kasih, yaitu ketika Yesus di kayu salib berkata kepada murid inilah ibumu dan kepada ibunya inilah anakmu.
- Tanda pengampunan, yaitu Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka perbuat.
- Tanda keselamatan, yaitu ketika Yesus mengatakan kepada penyamun disebelahnya, mulai saat ini juga kamu akan bersamaku di taman firdaus.
Jadi salib suci adalah bersumber dari demikian besarnya kasih allah kepada dunia, sehingga Ia mengutus Putera Tunggal Nya , bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan manusia.
Bolehlah kita menyikapi Salib suci dalam kehidupan kita sehari hari sebagai :
- Kesadaran terhadap kehadiran Yesus yang selalu bersama kita.
- Kesadaran terhadap Rahmat Kasih Allah selalu mengalir
- Kesadaran bahwa Yesus Kristus telah menyelamatkan kita.