Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

31 January 2009

KEGEMBIRAAN DALAM MISA IMLEK DI KAPEL KOSAYU

Oleh Fr. Fol Piluit CDD

Pada tanggal 26 Januari 2009, di kapel Kosayu Malang diadak an misa imlek. Misa dipimpin oleh P. Agustinus Lie, CDD dan didampingi oleh P. Marianus, CDD. Dalam khotbahnya Pastor Agus mengatakan:
1. Ciri khas orang Cina menjelang tahun baru imlek adalah bersih-bersih kemudian pada tahun baru imlek mereka pergi bersembahyang. Apakah tradisi ini harus dihilangkan ketika kita telah menjadi Katolik? TIDAK, kata P. Agus. Kita pun diajak untuk membersihkan hati kita dan kemudian menghadap Allah dalam perayaan ekaristi.
2. Ada sesuatu yang istimewa pada misa perayaan imlek hari ini yakni perayaan imlek hari ini tidak bertepatan dengan hari rabu abu, yang kerapkali sering membuat bingung orang katolik.
3. Kita diajak untuk meninggalkan tahun yang lama dan menyambut tahun baru dengan semangat baru dan menjadi manusia baru di dalam roh dan kebenaran.
Kegembiraan menjadi semakin gegap gempita ketika di akhir perayaan ekaristi para petugas koor menyanyikan lagu he xin nian, gong xi Gong xi, dan he nian.
Doa:
Ya Allah Engkau senantiaa memberikan kegembiraan kepada umat-Mu, semoga kegembiraan imlek yang baru kami rayakan hari ini sungguh dapat kami bawa di dalam kehidupan kami, di dalam keluarga kami, di dalam masyarakat kami, sehingga kami pun boleh membawa kegembiraan kepada sesama kami dan menunjukkan kepada dunia bahwa Engkau senantiasa memberikan kegembiraan kepada kami. Amin

19 January 2009

Ora et Labora et Lude!

PARA FRATER SKOLASTIK SELAMA LIBURAN
Oleh Fr. Fol Piluit CDD

Pada Tanggal 21 Desember 2008 - 18 Januari 2009, para frater skolastik menjalani masa libur kuliah. Apa yang dilakukan mereka selama ini?

1. Berdoa
Selama menjalani masa liburan para frater tetap berdoa dengan tekun hehehe.. (kalo ini sich merupakan kebutuhan bagi seorang biarawan). Sebab melalui doa, iman dan panggilan para frater semakin dikuatkan.


2. Bekerja

Selama liburan, para frater juga tidak lupa untuk bekerja. Mulai dari mem
buat kandang natal, menghias rumah (domus), membersihkan seluruh bagian rumah (bahkan Rm Agus pun dengan semangat 45 rela berbasah basah ria bersama kami dalam mengepel dan menyikat lantai rumah hehehehe), membersihkan taman, dsb. Ngos-ngos begitulah bunyi nafas para frater ketika bekerja. Untungnya para frater ini dibantu oleh mas Misdiono yang selalu membantu meringankan pekerjaan para frater. Para frater ini memang benar-benar melaksanakan sabda Kitab Suci yang berbunyi: "Seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan (2 Tes 3:10)."

3. Belajar

Selama masa liburan pun para frater tidak lupa untuk belajar baik keterampilan (misal belajar main organ, komputer, ds
b) maupun mata kuliah yang akan ditempuh. Yang menjadi kesulitannya adalah masih belum tersedianya buku-buku kuliah di rumah studi.

4. Rekreasi

Pada tanggal 16 Januari, para frater skolastik dan romo Agus pergi ke Puhsarang. Awalnya kepergian ini murni untuk berekreasi dan membina keakraban, tetapi pada tanggal itu juga, Romo Reksosusilo, CM (salah seorang dosen STFT) dimakamkan di sana. Jadi para frater dan Rm. Agus turut menghantar Romo Reksosusilo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, kemudian berekreasi di Puhsarang. Dengan pengalaman kebersamaan ini, para anggota diajak untuk melihat dan menghargai nilai-nilai kebersamaan di dalam suatu komunitas.

15 January 2009

Beato Odorico dari Pordenone

Beato Odorico dari Pordenone
14 JANUARI



Odorico adalah seorang misionaris Fransiskan dari Czech (Ceko) yang bernama Mattiussi. Dia lahir di Villanova dekat Pordenone, Friuli di Italia Utara, pada tahun 1265 (di Wikepedia disebutkan tahun 1286); meninggal di Udine tanggal 14 Januari 1331.Sekitar tahun 1300 dia bergabung dengan Ordo Fransiskan di Udine. Menjelang pertengahan abad ke tiga belas para saudara dari Ordo Fransiskan mendapat kepercayaan dari Tahta Suci melayani karya misionaris di Asia. Para misionaris yang dikirim itu adalah Yohanes Piano
Carpini, William Rubru-quis dan Yoahnes (Giovanni) dari Montecorvino. Odorico kemudian dipanggil untuk menyusul mereka, dan pada bulan April 1318 dia erangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam menuju ke Trebizond, melewati Persia melalui jalan ke Tauris, Sultaniah, di mana pada tahun 1318 paus Yohanes XXII menetapkannya sebagai keuskupan agung, Kasham, Yezd, dan Persepolis. Dia juga mengunjungi Farsistan, Khuzistan, dan Chaldea dan kemudian kembali ke Teluk Persia. Dari Hormuz dia menuju ke Tana di Pulau Salsette, utara Bombay. Di sana Odorico mengumpulkan jenazah Thomas dari Tolentino, Jacopo dari Padua, Pietro dan Siena, dan Demetrius dari Tiflis; mereka adalah jenasah para Fransiskan yang menjadi martir di tangan penguasa Islam (tulang-tulang para martir ini dikumpulkan oleh Jordanus Catalani, seorang Uskup pertama India – dioses Quilon – dari Ordo Dominikan, dibawa dan dikuburkan di Supera, dekat Bassein), dan membawa mereka dalam perjalanannya untuk dikuburkan di China. Dari Salsette dia menuju ke Malabar, Fondaraina (Pandarani) yang terletak 20 mil di utara Calicut, kemudian menuju ke Cranganore yang terletak di selatan Calicut, menempuh sepanjang pantai Coromandel, kemudian ke Meliapur (Madras) dan Srilanka.

Dari situ dia menyeberangi kepulauan Nicobar dalam perjalanannya ke Lamori, suatu kerajaan di Sumoltra (Sumatera); dia juga mengunjungi Jawa, dan Banjarmasin yang terletak di pantai selatan Kalimantan, dan Tsiompa (Champa) dan akhirnya tiba di Canton (Guangzhou) di China yang waktu itu dikenal dengan nama Chin-Kalan atau Mahachin. Dari Guangzhou dia menuju ke Zaitoum (Xiamen) pelabuhan terbesar China pada Abad Pertengahan, di Fuzhou, di mana dia mendirikan dua rumah Fransiskan dan meninggalkan tulang para saudaranya di salah satu rumah itu. Dari Fuzhou dia menyeberangi pegunungan menuju Zhejiang dan mengunjungi Hangzhou, yang dikenal dengan nama waktu itu Quinsay, atau Khanzai (kediaman kaisar), sebagai kota terindah di dunia, sampai-sampai Odorico, sebagaimana juga Marco Polo, Marignolli atau Ibn Batuta, menceritakannya dengan penuh detail. Dia kemudian menuju ke Nanjing, dan menyeberangi Yangzi, melalui kanal besar dan sungai Huanghe menuju ke Khanbaliq atau Beijing, ibukota Kekaisaran Mongol.

Pada waktu itu, Montecorvino masih menjadi Uskup Agung Beijing, di mana Odorico tinggal selama tiga tahun sekitar antara 1324-1327. Perjalanannya kembali kurang diceritakan, namun diketahui bahwa dia melalui jalan darat menuju ke Shanxi, kemudian melewati Tibet. Dari Tibet dia menuju ke Badachschan dan Tabriz dan kemudian Armenia, dan tiba di kampung halamannya pada tahun 1330. Di bulan Mei 1330, atas permintaan superiornya, Guidotto, Odorico menceritakan seluruh perjalanannya kepada Br. William dari Salogna sewaktu tinggal di biara St. Antonius di Padua. Menurut versi lain dari Henry dari Glatz, yang pada saat itu tinggal di istana paus di Avignon, dia membuat catatan yang diberikan oleh teman-teman perjalanan Odorico dan menulisnya di Prague pada tahun 1340. Sayangnya Odorico menampung banyak cerita dongeng dan untuk waktu yang lama diragukan apakah dia sungguh-sungguh tiba di semua tempat dan daerah yang digambarkannya.

Namun demikian, kisah-kisahnya diceritakan dengan sangat benar, dan dia adalah peziarah Eropah yang pertama kali berjumpa dengan banyak hal unik dalam kehidupan orang China dan negaranya yang tidak disebutkan oleh Marco Polo, karena dia sudah terbiasa dengannya. Sayang sekali Odorico tidak memberikan keterangan mendetail tentang Tibet dan Lhasa, ibukota Dalai-Lama, di mana dia menjadi orang Eropah pertama yang masuk ke sana.

Odorico ingin sekali bertemu dengan Paus Yohanes XXII yang waktu itu ada di Avignon, dengan tujuan menggambarkan kepada Paus betapa mendesaknya pewartaan Injil bagi orang China. Namun tubuhnya yang lemah Mozaiktidak memungkinkan dia menempuh perjalanan jauh lagi. Perjalanannya berhenti di Pisa karena dia jatuh sakit, dan terpaksa kembali ke Friuli. Sekali lagi dia berhenti di Padua, dan kemudian melanjutkannya ke Udine. Di sini Odorico meninggal, dan segera dikenal sebagai pembuat mujijat.

Ketenaran perjalanannya ternyata lebih mendapatkan kesan yang mendalam bagi umat di daerah asalnya daripada saudara-saudara Fransiskannya. Saudara-saudara seordo ingin segera memakamkannya setelah meninggal tanpa upacara yang meriah, namun gastald atau walikota Udine ikut campur tangan dan mengadakan pemakaman umum. Berita tentang perjalanannya yang luar biasa dan mukjijat yang terjadi setelah kematiannya tersebar ke mana-mana, dan meledak bagaikan percikan api ke seluruh Friuli dan Carniola; sehingga upacara pemakaman ditunda lebih dari sekali, dan pada akhirnya diadakan di hadapan patriak Aquileia dan pejabat-pejabat setempat. Umat secara serempak mengadakan devosi kepadanya, dan walikota membuat makam yang agung untuknya, dan ketenarannya sebagai orang kudus dan peziarah tersebar luas sebelum pertengahan abad XIV. Baru empat abad kemudian (1755) Paus Benediktus XIV secara resmi memberi gelar beato kepadanya. Pada tahun 1881 di Pordenone didirikan patung Odorico. Pelbagai salinan perjalanan Odorico (baik dalam teks asli dan pelbagai versi bahasa Perancis, Italia, Jerman, dan lain-lain) yang ada sampai hari ini, terutama yang dari abad XIV, menunjukkan betapa cepat dan luasnya kisah itu tersebar. Kisah perjalanan ini tidak perlu dinilai sebagai “bohong” sebagaimana dianggap oleh beberapa orang, meskipun pujian kepadanya juga berlebihan. Karya Odorico ternyata tidak mendapatkan penghargaan semestinya sebagaimana didapatkan oleh “Sir John Mandeville” (Dari sinilah kita mengenal istilah Mandeville dalam bahasa Inggris yang berarti “penjiplak atau plagiat”). Kisah perjalanan Sir John Mandeville ke India dan China rupanya menjiplak mentahmentah dari kisah Odorico, dan ditambah dengan pel-bagai dongeng dan sumber lain serta dibumbui dengan kepiawaiannya sendiri. Pada tahun 1982 diadakan suatu Konferensi untuk mempelajari hidup dan karya beato Odorico, dan pada tahun 1994 Pastor Agostino Gardin, provinsial di Padua, secara resmi memohonkan agar dimulai prosedur untuk pemberian gelar santo kepada Odorico. Tanggal 15 April 1994, pejabat untuk pemberian gelar santo ini, Pastor Ambrogio Sanna, mempresentasikan “supplex libellus” kepada Uskup Agung Udine, yang melanjutkannya membentuk panitia sejarah untuk mengumpulkan segala dokumen yang mempelajari bukan saja praktek devosi kepada beato Odorico, namun terutama semangat dan keutamaan yang ditunjukkan beato Odorico, yakni kerelaan yang sangat besar mewartakan kasih Kristus sampai ke ujung dunia.

14 January 2009





「主徒會文字福傳研討會」"Seminar Pewartaan Kongregasi Murid-Murid Tuhan Melalui Media Cetak"

Seminar ini adalah untuk pertama kalinya diselenggarakan, dan diadakan di Malaysia berlokasi di Genting Highland Villa Dominic, dari tanggal 26-29 Desember 2008. Pencetus dari sidang ini adalah dua Redaksi Majalah yaitu Majalah Costantini Taiwan dan Bulettin dua bulanan Costantini Malaysia.Sidang ini dihadiri sebanyak 30 orang peserta dari wakil negara Taiwan, Malaysia dan Indonesia, yang melibatkan sebagian besar para pastor dan frater dari Kongregasi Murid-Murid Tuhan, juga para umat yang sebagian besar bekerja di bidang mass media.

Bapak pendiri CDD Kardinal Celso Costantini adalah seorang penulis sejati, seumur hidupnya beliau telah menulis lebih dari 60 buku. Kiranya semangat pewartaan dengan tulisan yang dilakukan oleh Celso Costantini ini memotivasi terselenggaranya seminar ini. Dan setidaknya teladan dari Bapak pendiri yang suka menulis ini juga bisa menyemangati para anggota CDD dan umat untuk berpartisipasi dalam pewartaan melalui media cetak.

Beberapa hal yang bisa digali dari pertemuan yang kami ikuti adalah:
- Pewartaan dengan tulisan adalah hanya salah satu cara atau metode dari suatu pewartaan, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan jalur yang lain.
- Menyadari jaman sekarang dengan berkembangnya teknologi di bidang komunikasi, terutama dunia komputer dan internet, maka pewartaan dengan tulisan sangatlah efektif untuk digunakan di bidang komunikasi dengan komputer dan internet.
- Melalui pertemuan yang dihadiri oleh anggota dari tiga negara dengan latar belakang budaya yang berbeda, diharapkan bisa menambah wawasan dan menjalin kerjasama di dalam pewartaan melalui tulisan. Salah satu usul yang disampaikan adalah dengan membuat website atau blogspot di internet, dimana setiap orang bisa saling menuangkan ide, gagasan, pertanyaan dan pemecahan masalah melalui jalur internet.
- Dalam setiap sesi di dalam pertemuan, para peserta dibaur dan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas pertanyaan dan masalah dari pemberi materi. Selain itu, dari setiap peserta diberi kesempatan untuk membagi atau mensharing pengalamannya di dalam pewartaan melalui mass media. Dan setiap peserta begitu antusias dalam mengemukakan pendapat maupun tanggapan yang disharingkan para peserta, membuat suasana begitu menyentuh sekaligus menyenangkan.
Dari peserta Indonesia, dihadiri oleh empat peserta:
1. Bapak Widjaja Tandra, SH.MM (Mewakili Yayasan Pendidikan Kalimantan)
2. Bapak Sasasusento (Mewakili Umat Mandarin di Jakarta)
2. Pastor Hlarius Sutiono, CDD (Mewakili anggota CDD dari Indonesia)
3. Pastor Kanisius Rudy, CDD (Mewakili anggota CDD dari Indonesia)

Dalam pertemuan acara sharing, Pastor Hilarius memaparkan keadaan dan kesulitan yang dihadapi selama melayani Kategorial Umat Mandarin di Jakarta. Salah satu masalah utama adalah tidak ada regenerasi dari umat Mandarin, karena hampir semua umat Mandarin adalah orang tua yang sudah berumur, dan anak-anak muda di Jakarta sedikit sekali yang berminat belajar bahasa Mandarin dan berpartisipasi dalam kegiatan Gereja yang berbahasa Mandarin.
Pastor Hilarius sempat mengusulkan sekaligus mengundang para peserta dari Malaysia dan Taiwan yang fasih berbahasa Mandarin untuk mengadakan kunjungan ke Jakarta dengan tujuan memberi motivasi dan semangat kepada para kaum muda untuk berpertisipasi dalam Gereja yang berbahasa Mandarin, dengan cara: pertemuan dengan kaum muda, mengajarkan kaum muda menyanyi lagu rohani dalam bahasa Mandarin, memberi pengenalan tentang budaya Cina yang mungkin selama ini masih kurang paham, dan memberi sedikit nuansa baru dalam liturgi yang dibawa dari Malaysia dan Taiwan sebagai upaya mengembangkan liturgi di Gereja berbahasa Mandarin di Jakarta.

Selain itu, salah satu media cetak yang diterbitkan oleh umat Mandarin Jakarta yang bisa diperkenalkan dalam pertemuan adalah Majalah 「同舟」 (Tong Zhou)yang ditulis dalam bahasa Mandarin, dan diterbitkan setahun sekali. Dengan diperkenalkan Majalah (Tong Zhou) dari Indonesia ini, mendapat sambutan dan reaksi yang positif dari setiap peserta, karena mengingat di Indonesia hanya sebagian kecil umat Katolik yang bisa berbahasa Mandarin, tetapi mampu menulis dan menerbitkan majalah dalam bahasa Mandarin yang sangat berbobot.

Salah satu hal yang disampaikan oleh Bapak Widjaja Tandra dalam pertemuan dan cukup mendapat dukungan dan perhatian dari setiap peserta adalah Pemberian beasiswa kepada sepuluh orang putera-putera daerah di Kalimantan Barat setiap tahun sekali oleh Yayasan Pendidikan Kalimantan. Selain memberikan beasiswa kepada anak-anak daerah untuk disekolahkan dari jenjang SMP sampai perguruan tinggi, juga diharapkan para penerima beasiswa ini bisa dididik untuk bekerja dan menjadi kaderisasi karya-karya dari Kongregasi Murid-Murid Tuhan. Dan dalam pembicaraan lanjut, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Bapak Jendral Kongregasi Murid-Murid Tuhan Pastor Stephen Ng, karena menurut beliau kegiatan ini dinilai cukup menarik dan merupakan gagasan baru dalam karya pewartaan, dan untuk pertama kalinya kegiatan ini dicetus oleh CDD di Indonesia.
Setiap hari para peserta juga disegarkan kebutuhan rohaninya dengan acara doa bersama, waktu pagi dan malam. Perayaan Misa dipersembahkan oleh pastor-pastor CDD secara bersama setiap hari.

Salah satu sesi yang cukup menarik dalam pertemuan adalah, kami dibekali dengan pengetahuan bagaimana caranya menerbitkan sebuah majalah atau bulletin. Mulai dari bagaimana caranya membentuk tim kerja yang kompak, memilih pimpinan redaksi, membagi tugas dalam tim kerja (dari merencanakan tema setiap penerbitan, mengedit, merancang cover atau halaman tulisan, tata letak dan besar kecil tulisan dan gambar, keindahan majalah dll), juga bagaimana menjalin atau membina hubungan yang akrab dan solid dalam tim kerja dan sebagainya. Namun disayangkan tidak diajarkan secara langsung ketrampilan membuat majalah dengan komputer.

Terjun di dalam dunia mass media, selain mengandalkan kemampuan sendiri, juga harus ditunjang dengan sikap kerendahan hati, artinya bisa bekerjasama di dalam tim, bisa menerima setiap kritikan dan masukkan sebagai bahan perbaikan diri. Dan di dalam setiap pertemuan kami diingatkan bahwa selama bekerja sebenarnya kita sedang belajar dari suatu pengalaman baru.

Dengan kegiatan seminar ini, semoga semakin terjalin keakraban dan kerjasama di bidang pewartaan melalui tulisan. Mengingat pertemuan ini adalah difokuskan dalam bahasa dan tulisan Mandarin, maka untuk pewartaan melalui tulisan di Indonesia, diharapkan bisa lebih ditingkatkan, karena mengingat kembali kepada misi dari perwartaan CDD adalah difokuskan kepada umat yang berbahasa Mandarin. Pada upacara penutup, Pater Jendral CDD mengusulkan supaya ada kelanjutan pertemuan seperti ini untuk tahun-tahun berikutnya. Beliau mengusulkan agar kegiatan ini, untuk tahun depan dapat diselenggarakan di Indonesia.Mengenai waktu, tanggal dan tempatnya akan ditentukan kemudian. Dan diharapkan dari pihak Indonesia bisa menjadi tuan rumah untuk pertemuan berikutnya. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha dan niat baik kita semua. Amin.


by: Pater Rudy Saleh CDD

07 January 2009

Kunjungan Natal ke biara-biara di Batu



Long time ago in Bethlehem… jingle bells…jingle bells… we wish you merry Christmas… holy night…. Wow ..para frater novis mengadakan kunjungan natal ke biara-biara di kota Batu dan secara special mengadakan caroling untuk para suster SSPs dan suster Sang Timur. Wah…para suster senior sangat senang dengan caroling ini. Bahkan di Sang Timur, para suster senior tidak mau kalah.


Dengan semangat 45, para suster juga ikut bernyanyi dan malah bergegas ke kapel untuk mengambil madah bakti, puji syukur dan teks-teks nyanyian yang lain. Aduh suster cukup…ampun deh....hahahahha.

Sementara itu di SSps, suster yang sakit juga ikut keluar karena mendengar para frater bernyanyi…aduh suaranya frater CDD kog bagus-bagus yah ? hehehehe….akh jadi malu suster…semoga suara para frater bisa membuat suster cepat sembuh yah ? suster-suster senior yang berasal dari luar negri ikut bertepuk tangan dan mereka tampak sangat gembira…
tiba-tiba suster senior itu bertanya..lho ini semua CDD yah ? salah seorang frater menjawab..iya suster…oh kog banyak sekali..aduh suster senang sekali melihat frater CDD sudah banyak.. puji Tuhan.
Selama natalan, biara CDD juga mendapat kunjungan dari frater dan suster yang tinggal di Batu. Met natal dan semoga damai natal menyertai kita semua.




Salam dan Doa
Fr. Ignas Huang CDD

Malam natal...Malam damai...malam Komunitas CDD


Hari ini, para novis CDD turun ke Blimbling Malang, untuk mengikuti misa malam natal di Kapel Kosayu yang terletak di samping Domus skolastik CDD. Umat yang hadir cukup banyak dan sampai meluap ke luar kapel. Misa dimulai pukul 20.00 dan dipimpin oleh Rm Agustinus Lee CDD sebagai selebran utama dan didampingi oleh Rm Marianus CDD. Misa berjalan dengan khidmat dan lancar. Misa malam natal ini dimeriahkan dengan koor dari mahasiswa kedokteran universitas Brawijaya yang anggotanya cukup banyak adalah alumni Kosayu.
Setelah misa selesai, umat dan para romo serta frater menuju ke ruangan asrama putra SMA hwaind. Oh…rupanya disana telah tersedia makanan dan minuman untuk pesta malam natal bersama. Disitu…umat dan romo serta para frater bersatu sebagai satu keluarga. Malam natal adalah malam damai dan malam keluarga. Suasana sangat ceria dan semua senang.
Setelah acara santap malam selesai, Romo Agustinus Lee CDD, prefek student CDD mengajak para frater skolastik dan novis CDD untuk berkumpul di domus Costantini. Ada apa nih romo ? Oh…rupanya Romo Agus mengajak para frater untuk berkumpul bersama sebagai satu keluarga. Kami minum dan makan makanan kecil di ruang rekreasi domus, saling bercerita dan bersenda gurau…wah benar-benar menggembirakan dan menampakkan sebuah keluarga yang damai dan bahagia, keluarga CDD.
Setelah itu, kami masih berkumpul bersama didepan gua natal domus Costantini. Kemudian Romo Agus mengajak para frater untuk menghayati dan menyelami misteri kehadiran Yesus di kandang hina, yang juga hadir dalam keluarga CDD. Sembilan orang frater dan tiga postulan CDD mengelilingi kandang natal dan kemudian kami berdoa bersama yang dipimpin oleh frater Petrus dan diakhiri dengan lagu selamat hari natal. Upps…sangat menggembirakan dan mengharukan !
wow rupanya kejutan belum berakhir, Romo Agus mempersilakan para frater untuk mengambil kado natal yang telah tersedia di depan kandang natal. Akh …ada satu kesalahan teknis rupanya…Romo Agus tidak tahu kalau para pastulan juga hadir dalam acara ini, jadi kadonya kurang tiga hahahahaha…Tetapi Romo Agus berkata jangan takut…malam tahun baru nanti akan disiapkan tiga kado untuk para postulant hehehe... Terima kasih Romo Agus, terima kasih CDD dan terima kasih kita semua… hidup bersaudara itu sungguh menyenangkan yah ? Semoga damai natal menyertai kita semua dan setia terus dalam panggilan.


salam dan doa


Fr. Ignas Huang CDD

Kunjungan Postulat Stella Maris

Hari ini cuaca sangat cerah dan para frater sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Maklum deh kan hari minggu jadi bisa “santai-santai” sejenak. Meskipun demikian, beberapa frater sedang sibuk menyiapkan makanan kecil dan minuman kacang hijau.
Ada apa sich ? oh…rupanya ada berita bahwa para postulat gabungan dari O.Carm, SVD, CM, CDD, dan Projo yang bertempat tinggal di postulat Stella Maris akan singgah ke novisiat CDD dalam perjalanan mereka dari Malang ke Batu dengan jalan kaki. Wow…hebat juga yah ? kebetulan nih…di postulat Stella Maris ada tiga postulan CDD yaitu Erick, Beni dan Hendrik. Menurut info sich masih ada calon CDD yang lain tapi masih malu-malu hehehe.


Sekitar pukul 10.00 kelompok pertama mulai tiba. Mereka berjumlah sekitar empat orang, kemudian menyusul kelompok berikutnya dan begitu seterusnya sampai jumlah mereka sudah mencapai lebih kurang 18 orang. Kog nga ada Romonya ? begitu frater novis CDD bertanya. Masih dibelakang, celetuk salah seorang postulan. Tapi ada juga yang menyambung..Romo langsung ke biara karmel terus ke SVD karena sudah kesiangan. Ok deh kalau gitu, kita langsung makan dan minum ala kadarnya. Maka dimulailah acara potus bersama…kacang hijau dan bote dari novisiat CDD.

Setelah acara potus dimulai, tidak berapa lama, Romo Aji O. Carm yang memimin para postulant dalam perjalanan ini muncul bersama beberapa postulant. “Wah…hampir dihabisi potusnya ama para postulant ..mo !”celeletuk salah satu postulant. Suasana terasa sangat akrab. Rombongan para postulat disambut oleh Rm Sukamto CDD, magister novis CDD.
Akhirnya kunjungan hari itu tgl 7 desember 2008 berakhir, para postulat meneruskan perjalanan ke biara karmel dan SVD.Ok selamat jalan dan semoga sukses dalam panggilannya.




Salam dan doa

fr.Ignas Huang CDD

02 January 2009

Kunjungan Balasan

Setelah mendapatkan kunjungan dari para frater skolastik dari Domus Costantini di Malang, para novis dan postulan tidak mau kalah melakukan kunjungan balasan bersama Pater Magisternya. Kali ini mereka datang untuk bergembira bersama, sambil bergembira bersama menyambut tahun baru dan merayakan pelindung CDD Yohanes dari Montecorvino.




Kunjung-mengunjungi merupakan kegiatan yang kelihatannya sederhana. Di balik itu, terkandung nilai yang indah: saling berbagi kasih. Barangkali hal itu bisa menjadi renungan tersendiri dalam pesta Epifania, di mana tiga orang majus (Gaspar, Melkior dan Baltasar) mengunjungi Yesus yang lahir di Betlehem.




Dalam saling berbagi cerita, para novis menceritakan kegembiraan mereka sewaktu mengunjungi para suster SSpS di biara Santa Maria, dan bernyanyi untuk mereka. Christmas Carol merupakan tradisi Barat, yang kiranya bisa dikembangkan di antara para anggota CDD. Kadangkala memang kita merasa kurang percaya diri bernyanyi di depan banyak orang.



Setelah itu kami semua menyantap hidangan siang. Meskipun makanan sederhana, dan banyak yang ber shhhsss sssshhhsss karena kepedasan makan celeng, kegembiraan membuat suasana menjadi sangat akrab. Apalagi kali ini Rm. Sukamto mengatakan puas makan, bahkan menambah lauk, meskipun kepedasan :D



Terima kasih atas kunjungan balasannya!





01 January 2009

Surat Gembala TAHUN PAGUYUBAN UMAT ALLAH

Pada malam 31 Desember 2008 Bapak Uskup Malang merayakan Misa Penutupan Tahun Keberpihakan kepada Orang Miskin dan membuka Tahun Paguyuban Umat Allah di Paroki Santa Maria de Fatima, Ksatrian Malang. Sebelum homili dibacakan Surat Gembala Uskup Malang. Untuk melihat isinya silahkan membuka http://keuskupan-malang.web.id.

PESTA TAHUN BARU KOMUNITAS CDD MALANG

Oleh Fr. Fol Piluit CDD

Pada tanggal 1 Januari 2009, seluruh anggota CDD komunitas Blimbing mendatangi biara CDD Batu di bawah pimpinan Rm Agus. Kedatangan para anggota CDD Blimbing bukan untuk membuat keonaran tetapi untuk merayakan tahun baru bersama dengan seluruh anggota komunitas Batu. Adapun yang memberi kegembiraan yang besar adalah berkumpulnya semua calon anggota CDD baik para postulant (Erick, Benny dan Hendry), para novis (kalo yang ini sich emang wajib ada di tempat hehehe…) serta kami semua dari komunitas Blimbing. Ditambah dengan Rm Sukamto (magister), Rm. Yuki, bu Clara cs, serta beberapa “partisipan kecil.”


(Fr. Ignas sedang mengangkat tangan  karena ketahuan makan banyak)

 Kegembiraan selama makan bersama serta saling bercanda membuat semangat persaudaraan di antara para anggota semakin terjalin dengan erat. Dan saya rasa inilah yang diharapkan oleh bapa pendiri Celso Costantini yakni membangun sebuah komunitas  keluarga.” Di dalam sebuah keluarga terjadi keakraban, kegembiraan, saling mendukung diantara para anggota keluarga.

Maka mari kita bangun komunitas yang erat di dalam persaudaraan dan kekeluargaan mengingat jumlah anggota CDD sudah mulai berkembang. Apakah kita rela menghancurkan “bunga yang sedang berkembang ini?” Dengan sikap hidup saling bermusuhan di antara kita?