Br. Giyanto sudah cukup lama di sini, sejak Rm. Yandhie terpilih sebagai provinsial. Dia ditugaskan menjadi bendahara provinsial. Namun dalam prakteknya adalah bendahara biara. Namun dia tidak mempersoalkan hal itu. Yang penting baginya adalah sejauh tugas yang dijalankannya berguna bagi orang lain. Jadi sudah kira-kira lima tahun dia tinggal di Batu. Sebenarnya sudah sejak akhir tahun lalu Br. Giyanto hendak ditugaskan di tempat lain. Namun karena tenaganya untuk mengurus keuangan masih sangat di butuhkan, sementara Br. Andre belum siap, maka perpindahannya agak ditunda.
Selain itu, provinsial berpikir untuk memeriksakan penyakitnya. Selama ini Br. Giyanto tidak pernah mengeluh tentang kakinya yang bengkak. Dia katakan apa yang perlu dikeluhkan, karena tidak merasakan sakit apa pun. Hanya kalau terlalu banyak jalan, barulah akan terasa sakit. Karena itulah pada tanggal 8 Februari 2007 Provinsial mendampingi Br. Giyanto memeriksakan penyakitnya ke Malaysia. Mereka berdua rencananya mau ke Malaka untuk berobat, karena informasi di Indonesia bahwa dokter dan perawatan di sana lebih baik dan murah. Namun setelah tiba di Kuala Lumpur, Rm. Martin Then justru menyarankan untuk memeriksakan penyakit itu di KL saja. Alasannya karena di Malaka justru fasilitas kesehatan tidak sebaik di KL. Jadilah provinsial dan bruder tinggal di KL sambil menunggu hasil pemeriksaan.
Setelah kembali ke Indonesia, Br. Giyanto masih beberapa waktu tinggal di Batu sambil mempersiapkan Br. Andre mengambil alih tugasnya. Maka pada tanggal 5 Maret ini secara resmi Br. Giyanto pindah ke Sawiran. Sementara ini, sesuai dengan pembicaraan Rm. Sukamto dengan Rm. Provinsial, Br. Giyanto akan ditugaskan sebagai koordinator kantor Sawiran, sambil sekali-sekali membantu pembinaan.
Maka selamat bertugas, Bruder. Selama di Batu Anda sudah banyak melayani dan mengurus rumah tangga biara Batu dengan baik sekali. Kami semua merasa kehilangan.
No comments:
Post a Comment