Hari kamis, 19 Maret 2009, kongregasi Murid-murid Tuhan memperingati Santo Yusup yang menjadi pelindung Yayasan dan Sekolah-sekolah yang dikelola oleh CDD di Malang dan
Dalam misa ini, Rm Willy menekankan bahwa meskipun kita sedang berpesta tetapi kita jangan melupakan bahwa kita sedang berada dalam masa prapaskah, masa puasa dan pantang untuk menyambut kebangkitan Tuhan. Dalam misa ini juga, kita perlu mengingat dan mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berkesusahan. Santo Yusup adalah seorang pribadi yang tulus, lurus dan jujur. Apa maksudnya ? Rm Willy menegaskan bahwa sebagai wacana, kata jujur, tulus dan lurus memang tinggal kata-kata oleh sebab itu, yang penting adalah tindakan ! menurut Rm yang terkenal karena kecintaannya pada alam dan juga pada pelayanan masyarakat kecil ini, ketika kita mulai melirik kemewahan atau hidup dengan mewah maka sikap ketidakjujuran akan mengintai dan siap merusak semuanya.
Misa yang berlangsung dengan hikmat ini dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan serta murid-murid dari unit
Setelah misa selesai, acara dilanjutkan dengan defile yang menampilkan atraksi dari para siswa SD, SMP dan SMA. Unit SMP KOSAYU dari
Semoga semangat dan keteladan S.Yusup menyemangati kita semua dalam mengemban tugas dan karya kita masing-masing disetiap unit kerja kita baik sebagai imam, bruder, frater CDD maupun sebagai guru,karyawan dan murid di S Yusup yang dikelola oleh Kongregasi Murid-murid Tuhan.
Tetap Bersemangat
Salam dan doa
Fr Ignashuang CDD
Menjadi katekese seperti yang di kotbahkan romo Willy, CDD tgl 19 lalu akan sulit menjadi nyata bila orang-orang dibawahnya masih belum mengerti apa arti dan makna yang diucapkan oleh romo Willy, CDD tersebut. Masih banyak pemimpin di Kosayu yg tidak cukup wawasan kesana, dengan kata lain butuh penterjemah untuk niat baik romo Willy, CDD tersebut, agar visi yang cemerlang itu dapat terwujud. Hilangkan dulu keangkuhan dan bersikap equal dengan semua jajaran pemimpin, dari level ketua paguyupan orang tua murid hingga kepala kantor, duduk bersama dan berbicara tentang cita-cita itu. Atau sekalian tidak sama sekali karena akan buang-buang energi percuma. Kalau memang serius mengingkan suatu perubahan, mari kita berangkat dari hal yang substansial.
ReplyDeletePerayaan meriah, tetapi sayang sekali kurang memperhatikan kaidah liturgi. Di masa prapaskah, Haleluya tidak dipakai, sekalipun pada Hari Raya (bdk. Litterae Circulares de Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis 18).
ReplyDelete