Barangkali Misa Natal Paus Benediktus XVI tahun ini membuka sedikit gambaran apa yang terjadi dalam perayaan liturgi kepausan setelah terjadi pergantian Kepala Kantor Perayaan Liturgi Pontifikal kepad
Kebaruan Sekaligus Penerusan Tradisi Akan Menandai Liturgi Paus
Oleh ROMA MIMMO MUOLO
Kesinambungan dengan Tradisi dan dengan Konsili, bahasa simbol, dan di atas segalanya perhatian untuk menciptakan suasana meditasi dan doa haruslah mewarnai seluruh perayaan liturgi. Inilah kriteria utama, seperti yang dikehendaki oleh Paus Benediktus, yang dijalankan oleh Kantor Perayaan Liturgi Pontifikal dalam mempersiapkan liturgi agung untuk
Dan juga diberikan perhatian khusus untuk pakaian liturgi paus di masa ini. Pakaian itu, sebagaimana beberapa detail dalam upacara itu, dimaksudkan untuk menggarisbawai kesinambungan antara perayaan liturgi hari ini dan yang mewarnai tradisi Gereja sebelum Vatikan II.
Hal ini menunjukkan dengan jelas Salib sebagai pusat perayaan Ekaristi dan orientasi umat selama perayaan liturgi: sambil memandang Penyelamat yang wafat dan bangkit bagi kita. Altar juga akan diterangi dengan tujuh lilin, sebagaimana yang diatur dalam buku upacara untuk uskup, terutama untuk liturgi paus, sebagai simbol kesempurnaan – yang referensinya dapat dilihat dari Kitab Wahyu.
Dua simbol lagi merupakan hal yang biasa dijumpai dalam perayaan liturgi
Kebaruan lain akan terlihat sesuai dengan pesta yang dirayakan. Pada Malam Natal, akan ada doa malam singkat sebelum Misa Tengah malam, dengan kidung Kalenda, suatu kidung kuno yang menunjukkan kelahiran Penyelamat dalam sejarah. Setelah peletakan Kanak-kanak yesus di atas tahta Injil, anak-anak yang mewakili semua anak di seluruh dunia akan membawa bunga yang dipersembahkan kepada Kanak-kanak Yesus. Hal ini untuk mengingatkan seruan Yesus agar semua orang hendaklah menjadi seperti anak kecil untuk masuk ke Kerajaan Allah. Pada akhir Misa, paus akan membawa Kanak-kanak Yesus dan meletakkannya di kandang
Pada 31 Desember, Ibadat Sore Malam tahun Baru akan disertai dengan Eksposisi Sakramen Mahakudus, dengan nyanyian Te Deum untuk menyatakan syukur atas tahun yang berlalu dan berkat Sakramen Mahakudus. Hal ini menggarisbawahi Ekaristi sebagai pusat adorasi dalam kehidupan Gereja dan Murid-murid Tuhan, dan mendampingi awal tahun yang baru dengan berkat Tuhan.
Pada 1 Januari, Doa Umat dalam Misa Tahun Baru akan menampilkan pesan Paus untuk Hari Perdamaian sedunia. Setelah Misa, akan ada doa kepada Bunda Maria, karena 1 Januari adalah Pesta Maria Bunda Allah. Lukisan yang dipakai untuk penghormatan ini diambil dari Museum Vatikan.
Pada Pesta Pembaptisan Tuhan, 6 Januari, Credo (Aku Percaya) akan didoakan dalam bentuk pembaharuan janji pembaptisan. Dalam hal apa pun, kata
Avvenire, 23 decembre 2007
No comments:
Post a Comment