Congregatio Discipulorum Domini
20 September 2011
MISA MANDARIN ORANG MUDA KATOLIK (OMK) COSTANTINI JAKARTA
18 september 2011, OMK costantini Jakarta menyelenggarakan Misa khusus dalam bahasa Mandarin untuk kaum muda di Jakarta. Misa dipersembahkan oleh Pastor Yandhie Buntoro CDD dari Bali. Tujuan utama dari misa ini adalah untuk memperkenalkan OMK Costantini dan secara khusus untuk menginformasikan kepada kawula muda bahwa di Keuskupan Agung Jakarta ada misa dalam bahasa Mandarin bagi umat Katolik yang memiliki kemampuan berbahasa Mandarin. Lebih jauh, melalui misa ini, diharapkan kaum muda dapat ikut melibatkan diri dalam kegiatan OMK Costantini.
Misa yang dimulai pada pukul 10.30 ini berhasil menggaet lebih kurang 200an kaum muda Jakarta, bahkan ada juga anak muda dari Bekasi yang menyempatkan diri untuk menghadiri misa ini. Sebenarnya misa ini diselenggarakan dengan mengambil momen peringatan tong ciu pia dalam tradisi masyarakat Tionghoa. Pastor Yandhie menguraikan kitab Suci dan tradisi tong ciu pia dalam masyarakat Tionghoa. Dalam khotbahnya, Pastor Yandhie menekankan makna kekeluargaan dan kesatuan dalam tradisi tong ciu pia dan dikaitkan dengan dimensi kekeluargaan dan kesatuan dalam ajaran gereja. Tidak semua tradisi masyarakat Tionghoa bertentangan dengan iman Katolik. Menurut Pastor yang pandai bermain erhu ini, tradisi Tionghoa cukup banyak yang selaras dengan iman Katolik jika kita mau gali dan kita maknai dengan benar. Dalam kesempatan ini, Koor OMK Costantini mengiringi misa dengan indahnya.
Setelah misa selesai, semua diundang ke lianluocu, yaitu pusat kegiatan umat katolik berbahasa Mandarin di Jakarta. Disini juga menjadi tempat tinggal Pater Hilarius CDD yang memimpin umat katolik berbahasa Mandarin. Di tempat ini, para kawula muda diperkenalkan dengan OMK Costantini dan kegiatannya. Sdr Antoni, ketua OMK Costantini menguraikan apa dan bagaimana OMK Costantini selama ini bergerak. Melalui kegiatan ini, diharapkan ada banyak kaum muda yang mau melibatkan diri dalam kegiatan kaum muda berbahasa Mandarin di Jakarta.
Fr.Ignas CDD yang juga sedang ditugaskan di komunitas CDD Jakarta ini, mendampingi dan ikut di daulat untuk memberikan beberapa masukan. Fr.Ignas memaparkan pentingnya penguasaan bahasa Mandarin dewasa ini. Bahasa Mandarin telah menjadi bahasa resmi PBB dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak di dunia mengalahkan bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa Mandarin maka kita telah menguasai dunia, demikian Fr Ignas menegaskan. Yang sangat menakjubkan adalah rupanya cukup banyak kaum muda yang ikut Misa Mandarin ini adalah guru muda bahasa Mandarin yang telah dan pernah studi di China dan Taiwan.
Rupanya, perkembangan bahasa Mandarin akan semakin gencar di tahun tahun mendatang. Dan menjadi pertanyaan besar bagi kita apakah Gereja Katolik siap melayani mereka ? dengan kemampuan bahasa Mandarin umat katolik muda yang sekarang ini banyak studi di China dan Taiwan, apakah gereja Katolik tidak akan kewalahan untuk melayani mereka jika suatu saat mereka menginginkan pelayanan dalam bahasa Mandarin ? di Jakarta terdapat 4 gereja Katolik berbahasa Mandarin dan di saudara kita Gereja Protestan terdapat 54 gereja berbahasa Mandarin.
Bapa Celso Costantini, pendiri CDD pernah mengatakan kepada para pengikutnya. “…Saya sudah cukup banyak keliling dunai; saya dapat menemukan hampir di mana saja di dunia ini ada saja orang Tionghoa… Di suatu tempat di Birma, di India Belanda, di Filipina, di Amerika, dst., orang-orang Tionghoa membentuk perkampungan sendiri - pecinan atau Chinatown - yang sangat mencolok mata… Di antara orang-orang Tionghoa di banyak perkampungan itu banyak sekali dari mereka yang gampang sekali bertobat, kadang jauh lebih gampang dibanding penduduk aslinya sendiri… Di beberapa tempat ada banyak kristianisme yang sungguh-sungguh berkembang… Ketika saya berada di Cina sebagai Delegatus Apostilicus, sering kali saya diminta oleh Vicarius Apostilicus Cina atau bahkan langsung dari orang-orang kristiani Tionghoa diaspora untuk minta dikirimkan seorang imam Tionghoa; akan tetapi dimana bisa menemukan mereka?... Siapa yang memikirkan suku tionghoa tersebat di antara bangsa-bangsa asing?...Lihat, telah terbentang lebar ladang subur kerasulan bagi dan menunggu para Murid Tuhan…Para putraku terkasih, kalian saya nasehatkan supaya kalian menyediakankan diri untuk karya kerasulan tersebut. Karya tersebut di atas adalah karya yang kudus, mendesak dan sangat selaras dengan panggilan suci kalian…”
Kiranya Bapa Celso telah meramalkan bahwa di kemudian hari umat yang berbahasa Mandarin akan berkembang pesat. Gereja perlu menyiapkan diri untuk karya ini. Sadar atau tidak sadar, pelan tapi pasti, mereka yang pandai berbahasa Mandarin mulai muncul dan juga menginginkan pelayanan yang layak dan memadai. Semoga dengan Misa Mandarin kaum muda ini, Gereja Katolik sudah mulai menyiapkan diri untuk karya ini di masa sekarang dan kelak.
Salam dan doa
Ignashuang CDD
31 August 2011
Hari keluarga dalam CDD
Gereja mengajarkan bahwa keluarga adalah tempat yang pertama dan utama dalam pendidikan anak. Tempat pertama karena dari keluargalah pertama kali seorang anak akan belajar semua hal. Anak lahir dan bertumbuh dalam keluarga dan yang pertama kali ditemui anak ketika lahir didunia adalah keluarganya. Dikatakan yang utama karena keluarga memegang peranan yang penting dan pertama bagi seorang anak. Peran ini tak tergantikan maka disebut yang utama. Keluarga menjadi pionir dalam pendidikan anak karena merekalah yang seharusnya memegang tanggung jawab ini.
Mengingat pentingnya peran keluarga dalam kehidupan seorang anak, maka CDD propinsi Indonesia mencoba mengapresiasi hal ini dengan menghadirkan keluarga dari para frater CDD dalam acara hari keluarga. Acara berlangsung dari tgl 27 agustus sampai 31 agustus ini diadakan di rumah retret Sawiran. Hari keluarga ini bertepatan dengan pengucapan kaul perdana tiga frater CDD dan pembaharuan kaul tiga frater CDD. Maka sejak beberapa waktu, sudah ada beberapa keluarga para frater yang tiba di Malang.
Dalam kegiatan ini, keluarga para frater sempat bertatap muka dengan Provinsial CDD Indonesia dan juga dengan beberapa imam CDD yang ada di kota Malang. Pada tanggal 25 Agustus 2011, keluarga para frater CDD mengunjungi biara Batu atau biara novisiat CDD Fatima Batu. Ditempat inilah, pada awalnya para calon frater CDD akan dibina selama setahun. Keluarga para frater bertemu dan berwawancara dengan Pater Lodewiyk CDD, provincial CDD Indonesia dan juga Pater Sukamto CDD, magister Novisiat CDD. Pada kesempatan ini, keluarga para frater CDD juga berkenalan dengan Br Andre CDD yang sedang studi lanjut di Yogyakarta dan kebetulan sedang liburan di kota batu serta dengan Pater Prasetyo CDD yang bertugas di kota Medan dan kebetulan sedang menghadiri rapat dewan pimpinan CDD di Kota Batu.
Para anggota keluarga frater CDD juga diajak untuk mengikuti acara pengucapan dan pembaharuan kaul CDD dan setelah itu berangkat ke Sawiran untuk memulai acara hari keluarga. Di sawiran, keluarga para frater dan frater CDD diajak untuk menggali kehidupan rohani dan sekaligus melalui permainan permainan diajak untuk mempererat tali persaudaraan. Dalam hal ini, Pater Agus Lie CDD dibantu oleh team Sawiran mencoba melakukan segala cara untuk mempererat dan memperdalam tali persaudaraan para keluarga frater CDD.
Semoga Acara ini membuahkan hasil yang baik dan berguna untuk perkembangan dan terutama hidup panggilan para frater CDD.
Salam dan doa
Fr Ignas Huang CDD
30 August 2011
retret tahunan umat katolik berbahasa mandarin Jakarta
DemikianlahsSetiap tahun komunitas umat katolik berbahasa Mandarin Jakarta yang berpusat di Dwi warna menyelenggarakan retret bersama untuk empat gereja katolik berbahasan Mandarin. Retret yang diselenggarakan dimaksudkan untuk membantu umat agar semakin bersatu dan menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Setiap tahun, pusat pelayanan umat katolik berbahasa Mandarin yang diserahkan pelayanannya kepada CDD, merencanakan dan membuat tema khusus untuk retret tahunan. Pendamping retret adalah para imam yang mampu berbahasa mandarin dan biasanya diundang dari luar negri. Beberapa kali diundang dari Malaysia atau Taiwan.
Pada tahun ini, sekitar 60 orang lebih mengikuti retret yang diselenggarakan di lembah karmel cikanyere. Tema retret adalah Yesus adalah guruku. Retret dilaksanakan pada tgl 26 sampai 28 juli 2011.Pada tahun ini, retret dibimbing oleh Pater Laurensius Huang da hwa CDD dari Malaysia. Selama retret berlangsung, Pater Lauren menggunakan berbagai metode untuk membantu umat mandarin agar mampu menyerap dan semakin dekat dengan Tuhan.
Pemutaran film, lagu-lagu, saat hening pribadi, dan terutama silentium magnum diberlakukan untuk mencapai tujuan ini. Menurut beberapa peserta, model retret dengan silentium magnum amat menyiksa karena mereka yang biasa senang berbicara mengalami kesulitan untuk tidak berbicara. Namun seiring waktu yang berlalu, mereka akhirnya mampu menahan diri dan bisa menggunakan waktu berbicara untuk dan hanya bersama Tuhan. Dalam retret ini, umat juga diajak untuk mengadakan sembah bakti kepada sakramen Mahakudus.
Semoga melalui retret ini, iman umat semakin bertumbuh dan cinta kasih Tuhan semakin dikenal oleh banyak orang.
Salam dan doa
Ignas Huang CDD
Kaul Perdana dan Pembaharuan kaul Frater CDD 2011
Bapa Celso Costantini, pendiri CDD mengatakan bahwa panggilan adalah sebuah rahmat, kalian harus tahu menjaganya dengan baik. Panggilan merupakan lidah api yang perlu senantiasa dikobarkan dengan minyak kebajikan. Inilah yang pernah dikatakan Yesus Kristus kepada seorang Biarawan yang tidak setia: Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah (Luk 9,62).
Memang panggilan mesti dijaga dan selalu diperjuangkan. Seturut wejangan bapa pendiri diatas, pada tanggal 27 Agustus 2011, tiga pemuda memberanikan diri untuk mengucapkan kaul perdana dalam kongregasi Murid murid Tuhan. Mereka telah menerima dan merawat panggilan yang telah mereka terima dengan penuh syukur. Ketiga pemuda ini adalah Fr. Yoldy CDD asal keuskupan Larantuka, Fr Ega CDD asal keuskupan Agung Pontianak dan Fr Hermanto CDD asal keuskupan agung Samarinda.
Misa pengucapan kaul perdana ini dilaksanakan di kapel KOSAYU Blimbing Malang. Upacara ini didahului dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin langsung oleh provinsial CDD Indonesia Pater Lodewyik Tshie CDD dan didampingi Pater Agus Lie CDD, prefek studen dan pater Sukamto CDD, magister Novis CDD. Di samping itu, Pater Yuki CDD, wakil provincial CDD, Pater Prasetyo CDD dan Pater Rudy CDD juga turut hadir dalam misa ini.
Perayaan ekaristi pengucapan kaul perdana tiga frater CDD menjadi semakin meriah karena bersamaan dengan pembaharuan kaul tiga frater CDD. Mereka adalah Fr Fol CDD asal keuskupan Surabaya, Fr Justin CDD dan Fr Jensi CDD, keduanya berasal dari keuskupan Ruteng. Alunan paduan suara dari anak anak SMA St Yusuf KOSAYU semakin membuat perayaanb ekaristi terasa menyentuh
Dalam khotbahnya, Pater Lodewyik menekankan pentingnya pemahaman atas kaul yang diucapkan. Beliau mengutip wejangan – wejangan Bapa pendiri CDD yang ditulis dalam IVAD. Mengutip tulisan Bapa Celso, Pater provincial mengatakan bahwa karena kaul seseorang diasingkan dari dunia, semuanya dirampas darinya supaya ia dapat hadir bagi Allah dalam kebebasan spiritual dan kesucian mutlak. Ia hidup di dunia, tetapi bukan dari dunia ini: Kaul bagi seorang Biarawan yang siaga bagaikan jembatan yang dibangun di atas sungai yang deras. Sungai tersebut adalah dunia; mengindahkan kaul-kaul berarti membangun, memperkokoh dan mengamankan jembatan tersebut.
Akhirnya, kita mesti menyadari sebagaimana Bapa Celso menegaskan bahwa dengan kaul ketaatan, seorang Biarawan mempersembahkan kepada Allah kebebasannya yang adalah salah satu kebutuhan terbesar jiwa manusia. Dengan kaul kemurnian seorang Biarawan mempersembahkan tubuhnya sendiri kepada Allah. Dengan kaul kemiskinan ia mempersembahkan keterasingan total terhadap barang-barang di dunia ini. Demikianlah kaul-kaul menjadikan diri sendiri sebagai persembahan yang utuh, bebas dan kudus kepada Allah.
Perayaan Ekaristi pengucapan kaul perdana pada tahun ini terasa istimewa karena dua dari tiga frater yang mengucapkan kaul adalah alumni dari sekolah yang dikelola CDD. Fr Ega adalah alumni SMA St Petrus Pontianak dan Fr Hermanto adalah alumnus SMA St Yusuf atau KOSAYU Malang.
Dalam upacara ini, para frater mengucapkan kaul dihadapan provinsial CDD Indonesia dan berjanji untuk hidup seturut nasehat injil sesuai dengan konstitusi dan regula CDD. Penyerahan diri ini menjadi tanda yang harus selalu diperjuangkan terus menerus dalam hidup panggilan.
Setelah pengucapan kaul, para frater yang mengucapkan kaul pertama menerima lencana CDD yang dipasang pada jubah mereka. sesudah itu mereka berdoa didepan patung Bunda Maria Ratu para rasul yang menjadi pelindung utama dalam kongregasi Murid murid Tuhan. para frater mengucapkan doa yang dipersembahkan kepada Bunda Maria.
Setelah acara selesai, para tamu undangan diajak untuk mengikuti acara santap siang bersama. Dalam acara santai ini, para tamu diperkenalkan dengan kehidupan para seminaris CDD sepanjang hari melalui pemutaran slide. Para frater juga mengajak tamu undangan untuk bergembira melalui lagu dan gerak yang diperagakan bersama sama.
Semoga benih panggilan semakin subur dalam kongregasi Murid murid Tuhan. dan semoga semakin banyak orang mau membuka diri bagi panggilan Tuhan yang didengarnya setiap saat. tuaian memang banyak tetapi sedikitlah pekerjanya.semoga peristiwa pengucapan kaul ini mendorong banyak kaum muda untuk datang dan menyerahkan diri dalam tugas pelayanan ini.
akhirnya kita harus selalu ingat apa yang dikatakan oleh bapa Celso sendiri dalam IVAD yakni : Dengan kaul kemurnian seorang Biarawan mempersembahkan kepada Allah kurban tubuhnya sendiri; dengan kaul kemiskinan ia mempersembahkan kepada Allah semua yang dimilikinya, bahkan mungkin kekayaannya yang luar biasa banyaknya sekalipun; dengan kaul ketaatan ia mempersembahkan kepada Allah salah satu dari kebutuhan jiwa manusia yang sangat berharga, yaitu kebebasan.
semoga kita semua mampu mewujudkannya.
Salam dan doa
Ignas Huang CDD
01 August 2011
Bible Study SMPK Kolese Santo Yusup
20 July 2011
Dalam Keheningan bertemu Tuhan Upacara penjubahan dalam Novisiat CDD
Sejak jum’at, Novisiat sudah disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan. Mulai dari membersihkan taman sampai potong daging. Khususnya pada hari-h penerimaan Novis angkatan 2011 – 2012, yang ditandai dengan penerimaan jubah, dan berakhirnya Masa Novisiat angkatan 2010 – 2011.
Pukul 09:30 Novisiat sudah ramai dengan para frater skolastikat yang menyempatkan diri hadir dalam hari bahagia ini ( karena mereka sedang retret). Misa dipimpin oleh Pater Lodewijk,CDD selaku Propinsial CDD Indonesia, didampingi oleh P. Sukamto,CDD , Magister novis, P.Prasetyo,CDD , dan P.Yuki,CDD. Dalam homilinya P.Lodewijk, menegaskan bahwa kehidupan Novisiat adalah seperti sebuah padang gurun. Dimana kita dilatih untuk menjadi ‘tanah’ tempat sabda Tuhan berkembang, hal ini sejalan dengan perumpamaan Yesus tentang penabur benih. Dalam Novisiat kita dilatih dan melatih diri hingga dapat berbuah bagi sesama. Dalam keheningan biara, kita mencoba merasakan kehadiran Allah yang berkenan menjumpai kita secara pribadi, khususnya selama menjalani masa novisiat ini.
Setelah homili selesai, acara dilanjutkan dengan penerimaan jubah, IVAD, Konstitusi & Regula, serta buku doa Harian CDD. Dengan menanggalkan ‘Pakaian lama’, merekapun disatukan dalam ‘pakaian baru’ untuk hidup suci dihadapan Tuhan. Dalam kesempatan ini juga P.Sukamto menyerahkan kembali Novis 2010 – 2011 kepada P. Lodewijk untuk selanjutnya diperkenankan berkaul. Dan juga menerima Novis 2011 – 2012 dalam masa pembinaan. Demikianlah hidup. Ada yang memulai dan ada yang mengakhiri.
Setelah misa selesai, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di propinsialat. Banyak tamu yang hadir, ada keluarga Tino dan Keluarga Marco. Suasana keakraban langsung tercipta begitu makanan siap. Sekarang keluarga besar CDD bertambah 3 lagi. Yang siap untuk diutus dalam bermisi.
Acara diakhiri dengan penuh kegembiraan dan satu per satu dari tamu mulai berpamitan. Hingga akhirnya tinggal kami (ber 6) di novisiat. Melanjutkan kembali renungan dalam keheningan, sebagai Novis baru dan Novis Lama yang menjalani dan akan memulai hidup baru. Proficiat!!!
Iniah ke-tiga pemuda yang berbahagia :
1. Fr. Klementius Ruslin CDD
2. Fr. Agustinus CDD
3. Fr. Eduard Kwee Marco Tirtajaya CDD
Selamat dan semoga semakin mampu menemukan Tuhan dalam keheningan dan terutama dalam menapaki hidup panggilan yang selalu dan akan senantiasa penuh dengan tantangan.
Oleh: Fr. Antonius Hermanto
31 May 2011
Prosesi Patung Bunda Maria di Lingkungan St. Christophorus Blimbing - Malang
04 May 2011
Beatifikasi Paus Yohanes Paulus II
02 May 2011
Teks Liturgi Beatifikasi Yohanes Paulus II
Renungan dalam Ibadat Bacaan Pada Peringatan Paus Yohanes Paulus II
Diterjemahkan dari whisperintheloggioa.blogspot.com/2011/04/quote-of-day.html
Kutipan Harian
“Petrus pergi ke Roma! Kalau bukan ketaatan pada Tuhan yang membawa Petrus ke kota ini, ke pusat Kekaisaran, apalagi yang bisa membawa Petrus ke sana? Barangkali si nelayan di Galilea tidak akan mau datang ke tempat ini. Barangkali dia lebih suka tinggal di sana, di pantai Danau Genesaret, berurusan dengan perahu dan jala ikan. Namun karena dipimpin oleh Tuhan, taat pada kehendak-Nya, dia datang ke sini!
Menurut tradisi dulu, Petrus mencoba meninggalkan Roma pada masa pembantaian Nero. Namun Tuhan berperan di sini dan menemui dia. Petrus bertanya kepada-Nya, “Quo vadis, Domine?” — “Ke mana Engkau pergi, Tuhan?” Dan Tuhan menjawab dia: “Aku pergi ke Roma untuk disalibkan kembali.” Petrus yang mendengar jawaban itu kembali ke Roma dan tinggal di sini sampai hari penyalibannya.
Masa kita ini memanggil kita, mendesak kita, mengharuskan kita memandang Tuhan dan menenggelamkan diri kita dalam kerendahan hati dan meditasi mendalam tentang misteri kekuasaan Kristus yang besar.
Dia yang dilahirkan oleh Perawan Maria, anak tukang kayu (dan Dia sendiri adalah tukang kayu), Anak Allah yang hidup (sebagaimana pengakuan Petrus), datang dan menjadikan kita semua “kerajaan para imam”.
Konsili Vatikan II mengingatkan kita akan misteri kekuasaan Allah ini dan kenyataan bahwa misi Kristus sebagai Imam, Nabi-Guru dan Raja diteruskan di dalam Gereja. Setiap orang, seluruh umat Allah, ikut serta dalam ketiga misi ini. Barangkali pada masa lalu tiara, mahkota tiga tingkat, dipakai oleh Paus untuk menunjukkan tanda yang menjadi rencana Tuhan bagi Gereja-Nya, yakni seluruh tingkatan hirarki Gereja Kristus, seluruh “kekuasaan suci” dijalankan dalam gereja, adalah untuk melayani, melayani dengan satu tujuan: menegaskan bahwa seluruh Umat Allah ikut serta dalam ketiga misi Kristus dan selalu berada di bawah kekuasaan Tuhan; kekuasaan yang bersumber bukan dari dunia ini, melainkan dalam misteri Salib dan Kebangkitan.
Kekuasaan Tuhan yang absolut, namun sekaligus juga lembut, menjawab kerinduan terdalam manusia, dari keluhuran aspirasi intelektual, kehendak, dan hatinya. Dia tidak berbicara dengan bahasa kekerasan, tetapi menyatakan dirinya dalam cinta dan kebenaran.
Pengganti Petrus dalam tahta di Roma hari ini berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan rendah hati dan penuh penyerahan: Kristus, buatlah aku untuk selalu menjadi hamba dari kekuasaan-Mu yang istimewa, hamba dari kekuasaan-Mu yang manis, hamba dari kekuasaan-Mu yang tidak mengenal senja. Jadikanlah aku hamba: ya, hamba dari para hamba-Mu.
Saudara-saudari, jangan taku mengundang Kristus dan menerima kekuasaan-Nya. Bantulah Paus dan semua orang yang ingin melayani Kristus dan bersama kekuasaan Kristus melayani setiap orang dan seluruh manusia.
Jangan takut. Bukalah, aku katakan, bukalah pintu lebar-lebar bagi Kristus. Terhadap kuasa penyelamatan-Nya bukalah batasan-batasan negara, ekonomi dan sistem politik, ladang kebudayaan yang luas, peradaban dan perkembangan. Jangan takut. kristus tahu “apa yang ada dalam seorang manusia”. Dia mengtahuinya.
Sekarang ini sering terjadi bahwa manusia tidak tahu apa yang ada di dalam dirinya, di dalam hatinya yang terdalam. Sering dia tidak yakin akan makna hidupnya di dunia ini. Dia diserang oleh keraguan, keraguan yang kemudian berubah menjadi putus asa. Karena itu kami meminta padamu, kami mohon dengan rendah hati dan penuh kepercayaan, biarkanlah Kristus berbicara kepada manusia. Dia sendiri yang memiliki sabda kehidupan, yakni kehidupan kekal.”
Bukannya kebetulah bahwa tanggal 22 Oktober pada waktu teks ini disampaikan, tanggal yang sama ini juga merupakan hari peringatan liturgis dari Paus Polandia ini.
Sesuai dengan penghormatan tradisional dari beato-beata yang dirayakan terbatas pada tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan kehidupan mereka, pesta ini sudah dimasukkan ke dalam kalender Keuskupan Roma dan seluruh Gereja di Polandia. Berikutnya, Tahta Suci juga memberikan indikasi bahwa yurisidiksi (keuskupan) lain dapat memohonkannya untuk dimasukkan ke dalam peringatan fakultatif dalam kalendernya. ...
Di atas segalanya, seluruh Gereja merayakan pesta ini.
11 April 2011
Minggu Kelima Prapaskah Tahun A
03 April 2011
PERAYAAN 80 TAHUN CDD
Setelah melakukan semua pekerjaan (ada yang mengajar, membersihkan rumah, dsb) dan makan siang, para frater dengan semangat 45 berangkat menuju rumah novisiat Batu dimana di sana telah menunggu Pastor Yuki. Tanpa berlama-lama, kami segera berangkat menuju Cangar. Sesampainya di Cangar ada kejutan dimana kami bertemu dengan para frater novis Carmel yang baru saja menyelesaikan program pemibinaan di Cangar selama 2 minggu. Setelah say hello tanpa ba…bi… bu kami langsung berendam ke kolam air panas… ahhhhhhhhhhh enaaakkkkkkk… Kontestan terlama berendam di air panas dimenangkan oleh Pastor Yuki yakni berendam selama kurang lebih satu jam (itupun karena kolam pemandiannya mau tutup hehehe).
Setelah berendam kami langsung menuju ke rumah novisiat Batu lagi dan melakukan adorasi. Adorasi dipimpin oleh Pastor Provinsial: P. Lodewyick Tshie. Setelah adorasi langsung kami makan bersama di depot Flamboyan yang berjarak sekitar 500 m dari biara Batu. Setelah makan kenyang para frater skolastik turun ke Malang dan sampai di Malang sekitar pukul 9.20 PM.
“Oh alangkah bahagianya. Hidup di dalam semangat persaudaraan.”