Untuk edisi perdana ini, kami tampilkan hasil refleksi yang dibuat oleh para frater dan Bruder CDD dalam pelajaran Sejarah Bapa Pendiri dan Kongregasi CDD

Masa lalu , Sekarang , dan Akan datang
Br.Romansa CDD
Jalan masih panjang , harapan baru dilangkahkan tapi bagi Bapa Celso Costantini , pendiri Congregasi Discipulorum Domini , semua dapat dilalui dengan kesabaran , keteguhan , dan kerja keras serta terutama semua disandarkan pada doa dan penyelenggaraan Ilahi . Penolakan yang pernah dialami adalah awal untuk lebih bersemangat dalam berusaha , lebih tekun dan lebih rajin untuk menemukan lebih banyak makna hidup , dicuekin tidak membuat rendah harga diri , tapi justru semakin terpacu untuk menjadi lebih baik , dibohongi menambah keyakinan akan kemampuan untuk memaknai diri dalam hidup untuk mencapai kesuksesan , kegagalan harus dapat menjadi pemicu dan pengalaman di dalam hidup dalam keberhasilan yang tertunda , semua adalah cobaan dan rintangan yang harus dijalani , dihadapi , dan dilalui dengan kerja keras , tekun dalam berusaha dan tidak lupa berserah di dalam Doa ....seperti apa yang ditulis oleh Bapa Celso Costantini sebagai berikut “ ….kalau mau menerima tanggung jawab yang besar , maka terlebih dahulu kita harus dengan sabar menerima segala kesulitan….”
Berkat cinta kasih akan Allah , Bapa pendiri berjalan teguh , lurus menatap masa depan . lalu apa peran saya sebagai anak – anak Costantini ?
Jalan yang harus saya jalani dan lalui tidak seramah seperti kebanyakan anak – anak masa kini . Anak-anak sekarang serba dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang serba wah … complit , dengan hanya satu telunjuk jari semua dunia terjelajahi dari dalam dunia maya , baik hal yang biasa hingga hal yang luar biasa dapat ditemukan , demikian juga dengan kebutuhan sehari – hari semua serba instan , tinggal buka langsung santap , atau tinggal telunjuk jari maka akan datang orang – orang yang tersenyum dengan ramah dan akan melayani dengan penuh keramahan , atau lebih praktis lagi tinggal telpon , pesan , tunggu , datang , santap , itulah perkembangan dunia jaman sekarang yang serba cepat saji . Berbeda dengan puluhan tahun yang lalu , perubahan dan arus modernisasi begitu cepat dan sangat pesat pada saat ini .
Apakah arus Modernisasi jaman yang begitu pesat dan cepat ini juga melanda seluruh aspek hidup anggota Congregasi Discipulorum Domini ? Kini setelah puluhan tahun berdirinya Congregasi Discipulorum Domini , apa yang menjadi kebanggaan bagi diri kita sebagai bagian dari Congregasi Discipulorum Domini ? Ya , dua pertanyaan yang sulit dan berat untuk dijabarkan , diterangkan serta dijawab di dalam kondisi jaman sekarang ini .
Hubungan dengan Bapa pendiri mungkin tidak ada yang istimewa , selain hubungan antara pendiri congregasi dengan saya sebagai calon bagian dari anggota congregasi penerus semangat dan cita – cita Bapa pendiri . Namun kisah hidup , pengalaman , semangat , keuletan , ketekunan , serta berpendirian teguh yang disandarkan pada doa dan penyelenggaraan Ilahi yang telah menjadikan Bapa pendiri sebagai contoh teladan hidup bagi saya untuk diteladani dalam kehidupan dan prilaku hidup sehari – hari .
Kisah hidup beliau yang ditulis di dalam buku “ FOGLIE SECCHE ” seakan – akan mau menyatakan bahwa cita – cita harus diraih dengan perjuangan , tidak dengan cara instan . Demi cita – cita dibutuhkan pengorbanan , ketekunan , kesabaran dan masih banyak faktor lain lagi yang harus terus ditumbuhkan ,,, dan yang paling utama adalah selalu berserah di dalam doa , sebagai ungkapan syukur atas apa yang boleh dialami dalam perjuangan untuk meraih asa baik dalam hal suka maupun duka .
Bagaikan tetes demi tetes air dalam lautan yang luas atau bagaikan butir demi butir pasir yang halus di padang pasir yang luas , justeru karena karena kumpulan tetes demi tetes air ini yang tak terbilang banyaknya menjadikan samudera raya , dan kumpulan butir demi butir pasir halus yang tak terhitung jumlahnya menjadi gurun atau padang pasir yang maha luas , hal semacam inilah yang dilihat dan dapat saya rasakan apa yang diinginkan oleh Bapa Pendiri kepada para penerusnya …. Melakukan hal – hal besar yang dimulai dari hal – hal kecil dengan setulus hati , karena hal besar dapat terjadi dan berawal dari hal – hal yang sering kali kita anggap sepele . Bapa Celso menginginkan kita meninggalkan kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia , untuk bertemu dengan Tuhan , seperti yang ditulis oleh beliau “ … hendaknya janganlah kita membiarkan waktu kita berlalu dengan Cuma – Cuma , semua waktu hendaknya kita gunakan untuk Tuhan …”
Dalam beberapa hal , apa yang telah dipesankan oleh Bapa pendiri kepada penerusnya ,,, hendaknya kita hidup selalu rendah hati , jangan suka membicarakan keburukan dan kelemahan teman kepada orang lain , gunakan dan manfaatkan kemampuan serta keahlian untuk menolong serta membantu sesama yang membutuhkan , hendaknya janganlah kita berbicara mengenai kasih di depan orang miskin dengan kata – kata yang indah , sebaliknya tidak berbuat sesuatu yang konkret , untuk membantunya , justru ini menyalahkan hukum kasih , memang apa yang diinginkan oleh Bapa pendiri , bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan tetapi juga bukanlah hal sulit untuk dilakukan , setiap hari setelah bangun pagi lakukanlah tugas kesalahan ; ibadat pagi , meditasi , misa , dan waktu selanjutnya dapat digunakan untuk mengerjakan hal – hal yang lain , selain itu hendaklah malam sebelumnya merencanakan segala sesuatu yang akan dikerjakan pada hari berikutnya , dan setiap malam juga hendaknya mengadakan pemeriksaan bathin untuk melihat kembali apa yang telah dilaksanakan sepanjang hari , dengan demikian kita akan menemukan apa yang harus didahulukan dan apa yang tidak penting , apa yang belum selesai pada hari itu dapat diselesaikan pada hari berikutnya , akal budi , hati nurani ,,, serta kemauan akan memampukan kita untuk berbuat sesuai apa yang diinginkan oleh Bapa pendiri , seperti yang ditulis oleh beliau “ ,,, dengan hidup secara teratur , kita dapat membagi waktu dengan baik dan bisa menjadikan semangat dan kemampuan hidup kita lebih bertumbuh sehingga pada saat kita tua , kita dapat merasakan hidup kita terisi dengan baik . Sumber dari penyakit adalah malas ; karena malas dapat menimbulkan hal –hal yang dapat merugikan diri sendiri ,,, ”
No comments:
Post a Comment